REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS – Sebanyak 124 peserta yang lolos audisi dari delapan kota dan yang juga diseleksi di PB Djarum Kudus mulai bertanding di babak final pada Jumat (2/9). Salah satu peserta yang sudah bertanding adalah Caesario Celo Yulianto.
Caesar, begitu ia kerap disapa, merupakan peserta termuda yang meraih super tiket untuk lolos ke babak final pada akhir pekan ini di PB Djarum Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, Caesar berusia 9 tahun delapan bulan dan masuk kategori U-13 (atlet berusia kurang dari 13 tahun) dalam babak final.
Di babak final pertama ini, Caesar menghadapi lawannya, Dedad Alpasha Dinejad yang berusia 10 tahun. Perbedaan usia yang tak jauh, membuat pertandingan berjalan alot. Namun perolehan angka Caesar kerap tertinggal dari Dedad.
Saat tertinggal di angka-angka kritis dengan Dedad menyentuh game point terlebih dulu, 19-20, Caesar tetap terlihat tidak panik. Ia tetap berupaya mengajak ‘duel’ dengan diselingi serangan smes. Upaya ini berhasil menyamakan kedudukan dan memaksakan deuce, 20-20.
Caesar tak membiarkan lawannya untuk mengembangkan permainan. Caesar tetap menekan lawannya dan berhasil meraih dua angka sisanya dan mencuri gim pertama dengan 22-20.
Di awal gim kedua, perolehan angka juga masih berjalan ketat. Dedad juga tetap menunjukkan perlawanannya. Namun saat unggul 7-9, Dedad lengah. Caesar berhasil mencuri empat angka beruntun dan unggul 11-9 di paruh gim kedua.
Dedad yang kerap tidak dapat menembus permainan Caesar, terlihat frustasi. Caesar memanfaatkan dengan terus melakukan serangan-serangan. Dedad menyerah dan pertandingan pun dimenangkan Caesar dengan 21-12.
“Grogi sedikit, tapi tenang dan sabar,” kata Caesar yang ditemui Republika.co.id usai bertanding, Jumat (2/9).
Caesar mengatakan kunci kemenangannya karena lawan lemah dalam pengembalian bola-bola belakang. Sehingga ia banyak memberikan bola belakang untuk mematikan lawan. Ia juga tidak takut meski lawannya memiliki postur tubuh yang lebih besar darinya.
“Ya optimistis saja. Saya ingin ikut kakak-kakak saya di PB Djarum,” ucap siswa kelas 3 SD Santo Yosep di Purwokerto, Jawa Tengah ini.
Saat ditanya idolanya dalam bermain bulu tangkis, ia langsung menjawab Lee Chong Wei. Ditanya idolanya dari dalam negeri, ia sempat berfikir lama. Kemudian ia menyebut nama Ihsan Maulana Mustofa. “Saya suka kak Ihsan,” ucapnya singkat.
Ayah Caesar, Liliej mendampingi anaknya selama mengikuti audisi di PB Djarum. Saat bertanding melawan Dedad, Liliej terus memberikan semangat dan strategi kepada Caesar dari sisi lapangan.
Ia mengakui Caesar bermain bulu tangkis memang mengikuti dua kakaknya yang telah lebih dulu lolos menjadi siswa di PB Djarum. Anaknya yang pertama, Alberto Alfin Yulianto lolos ke PB Djarum saat usianya 11 tahun dan kini sudah lima tahun belajar di sana.
Sedangkan anak keduanya, Bertylio Belva Yulianto lolos menjadi siswa di PB Djarum saat usianya 12 tahun. Kini anak keduanya ini telah di PB Djarum selama dua tahun.
“Saya sebenarnya tidak mengarahkan anak saya untuk bermain bulu tangkis. Tapi karena anak-anak suka bulu tangkis, saya pasti mendukung,” kata Liliej.
Maka itu, saat Caesar juga menunjukkan minatnya di bulu tangkis, ia memasukkan Caesar ke PB Bina Prestasi di Purwokerto, tak jauh dari rumahnya, sejak berusia 3,5 tahun. Pulang sekolah, Caesar juga berlatih dari 16.00-20.00 WIB.
Ia mengatakan tidak mengkhawatirkan pendidikan anak-anaknya meski saat ini sedang memperdalam bermain bulu tangkis di PB Djarum. Menurutnya pendidikan bisa dikejar dan tidak ada kata terlambat untuk belajar.
“Tapi kalau dalam olahraga kan, usia sangat penting. Usia kematangan permainan anak dalam olahraga, khususnya bulu tangkis juga terbatas,” jelas Liliej.