REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Hampir setahun tidak bermain, ini istirahat paling lama selama saya jadi atlet," ungkap Hayom Rumbaka, mantan pemain Pelatnas yang pernah bercita-cita jadi tentara itu. Selama menjalani rehabilitasi, Hayom mengaku banyak introspeksi diri.
"Saya sampai enggan nonton Olimpiade, tidak mengikuti perkembangan bulu tangkis karena rasanya sakit hati. Gimana rasanya ya, mau main bulu tangkis tapi tidak bisa apa-apa," katanya.
Apalagi selama di Jakarta, ia tinggal sendiri di rumahnya di Jati Asih, Bekasi. "Jadi tahu mana yang benar-benar teman, mana yang bukan," ujar pemain berusia 27 tahun itu.
Ia juga merasakan penyesalan saat dirinya masih menjadi pemain nasional yang cukup diandalkan. "Saya merasa saat itu tanggung jawab terhadap diri sendiri itu kurang. Mungkin karena terlalu enak, terlalu nyaman, mungkin star syndrome," tutur Hayom.
Saat masih di Pelatnas, Hayom juga merasa tidak memiliki panutan sehingga membuatnya kurang terpacu untuk lebih kompetitif. "Waktu itu Mas Sony (Sony Dwi Kuncoro) dan Koh Simon (Simon Santoso) sedang cedera. Persaingan kurang. Misal, mau membuat target latihan, jadinya standar saja seperti tidak ada target berikutnya," jelas Hayom.
Hayom telah belajar dari masa lalu. Motivasi dari orangtua dan klubnya menambah semangatnya untuk bangkit lagi. "Terutama motivasi dari diri sendiri. Sekarang justru ingin membuktikan lagi," katanya menambahkan.