Ahad 30 Apr 2017 05:03 WIB

Tunggal Putri Indonesia Masih Tertatih untuk Bangkit

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andri Saubani
Pemain muda Pelatnas yang membela Tjakrindo Masters, Fitriani.
Foto: PBSI
Pemain muda Pelatnas yang membela Tjakrindo Masters, Fitriani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Turnamen Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2017 seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk menguji kemampuan para atlet pelapis. Sebab, pada turnamen tersebut Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tidak menurunkan atlet-atlet andalan mereka. 

Pada kejuaraan yang berlangsung di Wuhan, Cina, sehak 25-30 April 2017 itu, Indonesia tak menurunkan pemain-pemain terbaik seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Jonatan Christie pun juga batal tampil.

Sayang, para atlet pelapis ternyata belum mampu menujukan peforma yang meningkat. Terutama pada sektor tunggal putri Indonesia yang masih tertatih untuk bangkit bahkan jauh dari harapan saat berlaga dalam ajang tersebut.

Tiga wakil tunggal putri Indonesia belum berhasil melewati putaran pertama turnamen tersebut. Hanna Ramadini dan Dinar Dyah Ayustine harus bertemu pemain unggulan di babak awal. Hanna dikalahkan wakil Korea Selatan, Sung Ji Hyun dengan skor 5-2 dan 9-21. Sementara Dinar harus mengakui keunggulan unggulan keempat India, P.V Sindhu dengan skor 8-21 dan 18-21.

Begitu juga Fitriani, yang sebetulnya memiliki kesempatan lebih besar untuk melaju ke babak kedua Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2017, namun juga masih gagal. Fitri dikalahkan wakil Vietnam, Vu Thi Trang dengan skor 13-21 dan 8-21.

Asisten pelatih tunggal putri PBSI, Minarti Timur mengatakan dirinya tidak puas dengan hasil tersebut. “Semua tidak bisa mengeluarkan permainan mereka. Hanna tidak bisa keluar dari tekanan dan dikontrol terus oleh lawan. Dia juga ada cedera siku tangan dan perlu istirahat untuk menyembuhkan cederanya,” kata Minarti, dikutip dari laman resmi PBSI, Sabtu (29/4). 

Tak hanya Hanna, Minarti juga melihat penampilan Fitriani tidak bisa mengeluarkan kemampuan permainannya. Dia melihat banyak keraguan dari Fitriani sehingga berpengaruh pada akurasinya.

Minarti juga masih melihat kekurangan oada Dinar saat mengikuti turnamen tersebut. “Dinar tak bisa mengimbangi kecepatan lawannya saat ia mau main cepat di gim pertama, di gim kedua baru berani main reli balik serang,” jelas Minarti.

Banyaknya atlet Indonesia yang tumbang sejak babak awal pertandingan membuat kesempatan Indonesia semakin sempit. Terbukti, untuk sampai ke perempat final, hanya ada satu wakil Indonesia dari sektor ganda campuran yaitu Praveen Jordan/Debby Susanto namun sayang gagal menembus semifinal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement