Ahad 11 Jun 2017 07:19 WIB

BIOSSP 2017, Venue Baru tak Boleh Jadi Hambatan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ratna Puspita
BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017 yang disponsori PT Bank Central Asia (BCA) dan didukung penuh Djarum Foundation melalui program Bakti Olahraga
Foto: BCA
BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017 yang disponsori PT Bank Central Asia (BCA) dan didukung penuh Djarum Foundation melalui program Bakti Olahraga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, mengatakan venue Indonesia Terbuka 2017 tidak boleh menjadi hambatan bagi atlet. Menurut dia, atlet seharusnya sudah terbiasa berganti-ganti arena pertandingan ketika melakoni pertandingan di luar negeri. 

“Kalau masalah tempat, itu atlet pasti sudah terbiasa. Yang paling penting satu atau dua kali bisa melakukan uji coba,” kata Richard kepada Republika, Sabtu (10/5).

Menurut Richard, saat bertanding di luar negeri, para atletnya juga harus menghadapi venue berbeda. Karena itu, hal terpenting dalam persiapan Indonesia Terbuka bukan hanya soal arena pertandingan

“Kalau sudah menjelang terakhir begini kami fokus untuk menjaga motivasi dan kondisi pemain tetap prima,” kata dia.

Tahun ini, BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017 menempati arena baru karena Istora Senayan sedang direhabilitasi untuk Asian Games tahun depan. Indonesia Terbuka 2017 akan dihelat di Plennary Hall Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Susy Susanti mengatakan para pemain melakukan uji coba lapangan pada Sabtu (10/6) kemarin dan Ahad (11/6) hari ini. 

“Paling tidak atlet bisa adaptasi, ya. Waktu yang mepet sebenarnya juga menjadi kendala, selain perubahan venue. Tapi kita maksimalkan pada hari-hari terakhir ini,” kata Susy. 

Dia mengatakan uji coba lapangan ini untuk mengetahui penataan cahaya dan arah angin. "Arah angin di JCC yang akan mempengaruhi pukulan setiap atlet," kata Susy.

Pada nomor ganda campuran, Indonesia akan mengandalkan peraih medali emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya menempati unggulan enam dan tujuh pada turnamen berhadiah total 1 juta dolar AS ini. 

Namun, PP PBSI membebankan target juara pada ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Performa pasangan berjuluk the Minions itu sedang menanjak setelah meraih gelar All England tahun ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement