REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eko Yuli Irawan, lifter yang mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade London 2012, membidik hasil maksimal di PON XVIII Riau. Namun, target lifter 23 tahun ini bisa terganjal dengan cedera tulang kering pada kaki kanannya.
Cedera tersebut sebetulnya telah dialami Eko Yuli ketika dirinya memaksakan diri membukukan total angkatan 317 kg dengan angkatan snatch 145 kg dan clean and jerk 172 kg di Olimpiade London. "Sebetulnya di Olimpiade London tulang kering kaki saya sudah bermasalah, tapi saya paksakan. Dengan kondisi cedera seperti ini saya berusaha meraih hasil maksimal, kalau bisa medali emas di PON Riau," ujar Eko Yuli.
Empat tahun lalu di PON Kalimantan Timur, Eko Yuli berhasil meraih medali emas di kelas 56 kg. Kali ini, di PON Riau akan turun di kelas 62 kg. Meski dibalut cedera, lifter kelahiran Lampung ini tetap berlatih menuju PON Riau.
Di PON Riau, Eko Yuli mengatakan dirinya harus mewaspadai lifter-lifter dalam negeri terutama dari Jawa Barat. "Pesaing berat boleh dibilang itu dari Jawa Barat," ungkapnya. Adapun lifter Jabar, yang menjadi pesaing terberat Eko Yuli adalah M. Hasbi.
Pelatih Tim Angkat Besi Kaltim, Lukman, menyampaikan secara total akan menurunkan sepuluh lifter yang terdiri atas tujuh lifter putra dan tiga lifter putri. "Dari sepuluh lifter yang diturunkan, Kalimantan Timur menargetkan tiga medali emas di PON Riau," kata Lukman yang juga tercatat sebagai Pelatih Tim Angkat Besi Indonesia.
Adapun ke-10 lifter Kalimantan Timur yang akan diturunkan di PON Riau, antara lain Triyatno, Eko Yuli, Edi Kurniawan, Bagus Setiawan, Erwin R.A, Muhajir untuk tim putra. Sedangkan tiga lifter putri yang akan bertanding yaitu Lisa Setiawati, Annisa dan Siti Sarah.
"Di PON Riau kemungkinan besar yang akan menjadi lawan terberat itu Jawa Barat, Bali, Lampung, Jambi dan Jawa Timur," pungkas pelatih yang sukses menghantar Triyatno dan Eko Yuli berjaya di Olimpiade London ini.