REPUBLIKA.CO.ID, QUEZON CITY -- Penjara sedianya menjadi tempat yang paling terakhir yang ingin didatangi oleh para pelaku kejahatan. Namun tidak dengan yang terjadi di Quezon City Filipina. Para penjahat yang terlibat dengan peredaran narkoba memilih untuk ditangkap dan dipenjara daripada harus terkapar ditembus peluru aparat dalam aksi perang terhadap narkoba.
Di bawah komando Presiden Rodrigo Duterte, genderang perang ini terus ditabuh. Aparat membabat habis setiap tersangka yang diduga terlibat dalam peredaran obat terlarang. Cenderung membabi buta dan dengan tangan besi. Hasilnya kantor polisi dan penjara dipenuhi tersangka yang mencoba menyelamatkan diri dari perang ini.
Dapat diduga penjara-penjara pun penuh sesak. Penghuninya harus hidup berdesakan dalam ruangan yang sempit. Mereka tidur di meja, kursi, tangga dan sebagainya. Saat malam tiba, puluhan hingga ratusan tahanan dan napi tidur di ruangan terbuka lapangan di kompleks penjara.