REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, dijelaskan, Nabi Ayyub AS adalah seorang utusan Allah yang sangat sabar. Ia disebut-sebut sebagai seorang hamba yang paling baik karena kesabarannya itu.
Sebagaimana diketahui, Nabi Ayyub AS dulunya adalah seorang yang sangat kaya dan taat beribadah kepada Allah. Siang dan malam, ia pergunakan untuk beribadah. Siangnya berpuasa dan malamnya digunakan untuk bermunajat kepada Allah. Harta kekayaaan yang dimilikinya tak membuat ia kufur. Sebaliknya, ia selalu mensyukuri seluruh karunia Allah tersebut.
Iblis semoga Allah melaknatnya tak senang dengan ibadah Nabi Ayyub AS. Ia memohon izin kepada Allah untuk menggoda dan menjerumuskannya ke dalam golongan orang-orang yang sesat dan ingkar. Iblis mengira, ibadah yang dikerjakan Nabi Ayyub AS itu disebabkan kekayaan yang melimpah dan anak yang banyak serta istri yang selalu setia. Oleh karena itu, Iblis ingin menggodanya agar Ayyub tersesat.
Allah pun memberikan izin kepada Iblis untuk menggoda Nabi Ayyub. Dan, Allah juga mengujinya dengan sakit yang sangat parah dan menjijikkan. Di antaranya berupa penyakit kulit. Ulat-ulat pun banyak yang menikmati penderitaan Nabi Ayyub itu.
Secara perlahan, harta-hartanya berkurang dan akhirnya habis. Anak-anaknya diwafatkan oleh Allah. Istrinya pun meninggalkan Nabi Ayyub karena tak sanggup dengan bau penyakit yang diderita suaminya.
Ditambahkan oleh Ibnu Katsir, yang mengutip pendapatnya Ibnu Asakir, Ayyub memiliki sejumlah tanah. Disebutkan, seluruh wilayah Batsinah di daerah Hauran dimiliki Nabi Ayyub. Kemudian, kenikmatan itu diambil darinya dan ia diuji dengan berbagai musibah. Tubuh Nabi Ayyub semuanya terkena penyakit. Hampir tak ada secuil pun anggota badannya yang sehat, kecuali lisan dan hatinya. Dengan lisan dan hatinya itu, ia berzikir kepada Allah.
Semua ujian itu tak menggoyahkan Nabi Ayyub AS. Bukannya menghentikan ibadah, Nabi Ayyub malah semakin giat melaksanakan ajaran Allah. Nabi Ayyub yakin bahwa semua itu adalah ujian Allah untuk menguji kesabarannya.
Dalam suatu riwayat, disebutkan, saking sabarnya Nabi Ayyub, konon ketika ada ulat yang terjatuh dari badannya, ia akan mengambil ulat itu dan meletakkan kembali ke tempat tubuhnya yang digigit. Ia pun semakin rajin dan giat melaksanakan ibadahnya.
Karena kesabarannya dalam menghadapi ujian itu, Allah pun memujinya. ''Sesungguhnya, Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya, dia amat taat (kepada Tuhan-Nya).'' (QS Shad [38]: 44).