REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Tarik ulur pengambil alihan saham mayoritas AC Milan oleh Sino Europa Sports (SES) dari Silvio Berlusconi harus mengalami penundaan lagi. Sejak tahun lalu, akuisisi saham I Rossoneri sudah berulang kali tidak sesuai dengan tenggat yang ditetapkan oleh keduabelah.
Laporan terbaru Bloomberg menyebutkan penyelesaian akhir pemindahan saham ditargetkan pada 7 April. Bloomberg membeberkan bahwa pembayaran ketiga dari pihak SES sudah akan masuk senilai 100 juta euro.
Dengan begitu, uang kelompok pengusaha Cina ini total sudah berjumlah 300 juta euro buat Milan. Panjar awal dibayar SES pada September 2016 lalu. Kemudian di Desember 2016 SES menyuntikkan lagi dana segar 100 juta euro.
“Deposit ketiga 100 juta euro akan dibayarkan hari ini. Mudah-mudahan semua ditutup pada 7 April,” begitu dilaporkan Bloomberg, dikutip dari Football Italia, Kamis (16/3).
Memang tidak lancarnya penjualan 90 persen lebih saham Berlusconi ke Finivest disebabkan oleh berbagai hal. Persoalan awal adalah karena bekas perdana menteri Italia itu banyak memberikan tarik ulur. Walau nantinya bukan lagi pemilik tunggal Il Diavolo Rosso, Berlusconi ingin tetap ada dalam struktur yang memberinya ruang bersuara buat pengembalian kejayaan Milan.
Setelah dipertimbangkan SES, merekapun sepakat nantinya Berluconi akan menduduki kursi presiden kehormatan. SES berpikir Berlusconi masih relevan untuk menjadi panasihat utama klub. Tapi permintaan tetap mempertahankan duo direktur Milan Adriano Galliani dan Barbara Berlusconi tidak dapat dipenuhi SES. SES lebih memilih bekas duo petinggi Inter Milan Massimo Mirabelli dan Marco Fassone untuk menjabat sebagai direktur.
Setelah konsep kepengurusan ini duduk, persoalan lain datang dari pihak SES. Pemerintah Kota Milan dan Italia menyangsikan transparansi Sino Europa yang akan berbisnis di negara mereka.
Pemerintah Milan dan Italia ingin SES melaporkan asal usul dana yang mereka investasikan ke Milan. Berikut dengan nama-nama pengusaha yang tergabung ke dalam kelompok tersebut.
Awalnya ada 11 nama pengusaha di Sino Europa yang akan bergotong royong menanamkan modalnya buat juara Liga Champions tujuh kali tersebut. Namun perlahan satu persatu nama menghilang. Menyisakan pengusaha Li Yonghong yang masih keukeuh ingin membeli Milan sendirian.
Situasi ini membuat banyaknya asumsi negosiasi dengan Milan akan buntu. Karena di Cina Li Yonghong disebutkan punya beberapa rekan jejak negatif. Li pernah diberitakan bermasalah dengan belasan investor dalam usaha Pertanian di Cina. Kemudian Gu Long International yang merupakan perusahaan milik Li Yonghong pernah menyalahi aturan terkait dokumen kesepahaman kerja sama pemerintah Cina dengan Thailand.