REPUBLIKA.CO.ID, JODIPAN -- Inisiatif untuk mengubah kampung ini muncul dari sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok Guyspro. Pemerintah Kota Malang menyambut baik inisiatif mereka dan memulai proses pengecatan pada pertengahan 2016 lalu.
Dalam kurun waktu satu tahun, Kampung Warna Warni Jodipan menjadi terkenal karena banyak pengunjung yang membagikan fotonya di media sosial. Kampung ini pun membawa rejeki bagi sebagian besar warganya.
Musafa (42), salah seorang warga yang dulu menganggur, kini memiliki penghasilan dengan berjualan makanan dan souvenir bagi para wisatawan. Musafa mengaku senang karena kampungnya yang dulu kumuh dan sepi, kini setiap harinya ramai dikunjungi pengunjung. Untuk menikmati kampung ini, pelancong dikenakan tarif retribusi sebesar Rp 2.000 per orang sebagai biaya kebersihan serta perawatan kampung.