REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Maksum Machfoedz mengakui, cukup lama NU sibuk dengan urusan kebangsaan. Karenanya, setelah semua tertata, PBNU kini mengalihkan fokus ke kaderisasi ekonomi.
"Setelah semuanya settled, kini PBNU intensifkan upaya ekonomi," kata Maksum kepada Republika.co.id, Selasa (28/3) malam.
Maksum mengatakan, PBNU turut membentuk Himpunan Pengusaha NU, Asosiasi Petani Garam NU (Aspegnu) dan Himpunan Pengusaha Santri. Itu semua, kata dia, bertujuan untuk membangun itikad dan perjuangan ekonomi agar terencana.
Selain itu, ada pula Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Pembangunan Pertanian NU (LPPNU) dan banyak lagi lembaga yang dibentuk. Ia menilai, itu semua cuma jadi salah satu cara mengejar ketertinggalan yang ada. "Untuk sedini mungkin membangun kaderisasi ekonomi. PBNU menyadari ini dan telah memulainya," ujar Maksum.
Terlebih, di 150 pengusaha terbesar Indonesia versi Globe Asia, cuma ada 24 pengusaha Muslim. Menurut Maksum, itu bisa diatasi dengan membangun kerja sama, mendesak dibukanya akses yang lebih baik.
Maksum melihat, ini sebagai urusan struktural dan perjuangan pembangunan yang ditransaksikan negara untuk berkeadilan. Pada elit-elit tertentu, harus dibuka sinergi vertikal, horizontal dan konglomeratif, mulai dari daerah, nasional dan global. "Ikhtiar-ikhtira ini tidak boleh berhenti, di sisi lain, perjuangan struktural harus tetap dilakukan," kata Maksum.