REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konstruksi Sarang Laba-Laba dinilai bisa menjadi alternatif bagi pondasi bangunan di tanah yang tidak rata dan labil seperti di Kota Bandung, Jawa Barat. Namun, untuk tanah di lereng curam seperti banyak terdapat di Jawa Barat, konstruksi ini membutuhkan perlakuan tambahan dikarenakan pondasi tetap harus mendapat daya dukung tanah.
Konsultan Teknik dari Studio Urbana Bandung, Dede Herdi mengatakan konstruksi karya anak bangsa ini dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang ingin mendirikan bangunan komersial dengan struktur kuat namun harga terjangkau. "Konstruksi Sarang Laba-Laba tergolong pondasi dangkal," ujar dia, Senin (3/4).
Dede mengatakan konstruksi ini juga bisa digunakan untuk tanah di lereng curam. Namun, konstruksi ini membutuhkan perbaikan (treatment). Setelah tanah lereng diratakan (cutting), maka perlu dibuat turap. "Kemudian kalau kondisi tanahnya tidak memenui syarat, maka harus diganti dengan tanah baru yang lebih memenuhi persyaratan untuk berdirinya bangunan," jelas Dede.
Menurut Dede, konstruksi sarang laba-laba dikenal sebagai konstruksi yang telah teruji di daerah gempa. Sejumlah daerah telah menerapkan konstruksi ini seperti di Provinsi Aceh dan Sumatra Barat. Karena itu, oa menilai konstruksi ini juga cocok untuk wilayah Jawa Barat yang tanahnya labil.
Konstruksi yang patennya dipegang PT Katama Suryabumi ini juga dikenal ramah lingkungan. Dengan fakta tersebut, Dede mengatakan, konstruksi ini cocok untuk diaplikasikan di kota Bandung yang bangunannya sudah padat. "Tidak perlu menggunakan alat berat, karena pembangunannya menggunakan padat tenaga kerja sehingga tidak akan menggangu aktivita di sekelilingnya," kata dia.
Dede mengatakan, konstruksi sarang laba-laba sangat cocok untuk diterapkan pada bangunan dengan ketinggian empat sampai delapan lantai. Alasannya, dari hitungan teknis mulai transportasi, tenaga kerja, dan bahan bangunan, nilainya lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya.
Namun untuk bangunan rumah tinggal di bawah tiga lantai hitung-hitungannya menjadi tidak ekonomis. Sehingga konstruksi Sarang Laba-Laba sangat cocok diterapkan untuk bangunan komersial seperti rumah sakit, tempat belanja, restoran, dan lain sebagainya.
Dede mengatakan, salah satu bangunan di kota Bandung yang telah memanfaatkan teknologi ini adalah pengembangan Rumah Sakit Al-Islam (RSAI) Gedung Ibnu Sina 2. Di lokasi lain, konstruksi ini sudah diaplikasikan untuk jalan, apron bandara udara, serta areal pertambangan.