REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah pahala. Karena itu, tidak jarang umat Islam yang memiliki kelebihan harta selalu berbagi pada yang membutuhkan.
Cerita kedermawanan banyak ditirukan oleh ulama dan para pemimpin Muslim di sepanjang sejarah. Salah satunya, kisah khalifah terkemuka Dinasti Umayyah, Umar bin Abdul Aziz.
Dalam suatu riwayat, Umar bin Abdul Aziz awalnya termasuk pengusaha kaya. Harta halalnya berlimpah karena beliau seorang pedagang sukses yang amanah.
Ia juga mendapat gaji dari baitul mal negara. Saat Ramadhan, semua itu tidak ia simpan sendiri. Ia tak pernah abses berbagi dengan fakir miskin dan orang yang meminta-minta.
Ayub bin Wail ar-Rasibi pernah menyaksikan kejadian menakjubkan tentang beliau. Suatu hari, Ibnu Umar mendapat kiriman harta senilai 4.000 dirham (sekitar 680 juta rupiah) dan satu baju yang ada bulunya.
Keesokan harinya, Ayub bin Wail ini melihat Ibnu Umar di pasar membeli pakan kudanya dengan cara berhutang. Ayub pun keheranan. Ia berpikir Ibnu Umar baru kemarin mendapat uang 4.000 dirham, tapi membeli pakan kuda saja berhutang.
Karena penasaran, Ayub kemudian menemui keluarga Ibnu Umar, ingin tahu apa gerangan yang terjadi. Cerita keluarganya, "Uang itu belum sempat menginap semalam, tapi sudah dibagikan semuanya kepada fakir miskin," kata mereka.
Ibnu Umar hanya mengambil baju yang ada bulunya itu. Ia pun pakai baju itu untuk keluar rumah. Namun ketika pulang, baju itu sudah tidak ada. "Ketika kami tanyakan, beliau sudah berikan baju itu kepada fakir miskin," katanya.
Kisah Ibnu Umar merupakan salah satu kisah kedermawanan yang luar biasa di bulan Ramadhan. Semua sahabat berlomba untuk berbagi dan membahagiakan orang yang membutuhkan.
Abdullah Ibnu Umar RA juga memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama anak yatim dan orang miskin. Bahkan, terkadang putra tercinta sahabat mulia, Umar bin Khattab RA, ini tidak berbuka meski sudah adzan Maghrib jika keluarganya belum menghadirkan para fakir miskin di rumahnya.