Sabtu 29 Apr 2017 17:51 WIB

Proyek Hibah dari AS Masuk Program Prioritas

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Satria K Yudha
Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, program Compact yang merupakan proyek hibah dari Amerika Serikat (AS) telah terintegrasi dalam program prioritas nasional. Program Compact akan selesai tahun depan. 

Bambang mengatakan, masuknya proyek tersebut ke program prioritas nasional menandakan keberhasilan MCA-Indonesia sebagai pelaksana proyek hibah. "Mudah-mudahan ke depan bisa menjadi lebih baik lagi,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (29/4). 

Program hibah Compact Indonesia yang bernilai 600 juta dolar AS ini mulai dilaksanakan sejak 2 April 2013 yang mencakup tiga proyek besar, yaitu proyek kemakmuran hijau, proyek kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi stunting, dan proyek modernisasi pengadaan.

Selama empat tahun berjalan, banyak proyek yang telah dilakukan oleh MCA-Indonesia. Dalam proyek modernisasi pengadaan misalnya, sebanyak 100 staf dari pemerintah pusat dan daerah telah memperoleh sertifikat keterampilan pengadaan dan manajemen organisasi.

Pada tahun 2018 Indonesia akan mempunyai 500 profesional pengadaan. Mereka yang telah dilatih tentu akan menjadi aset dan sekaligus agen perubahan yang cepat menularkan keilmuan dan keterampilan pengadaan di seluruh wilayah tanah air. 

"Saya berharap proyek modernisasi pengadaan akan mentransformasi Unit Layanan Pengadaan (ULP) menjadi center of excellence baik secara nasional maupun regional,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, program hibah compact akan selesai dalam waktu satu tahun lagi. Tidak banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas agar Compact dapat selesai dengan efektif.

Untuk itu, dia meminta kepada Majelis Wali Amanat Hibah Compact, Tim kerja MCA-Indonesia dan Satuan Kerja Hibah MCC/Bappenas untuk terus bekerja keras agar dapat mencapai target-target yang telah ditentukan dan memastikan manfaat program dapat dirasakan.

Dia ingin agar berbagai pembelajaran yang diperoleh perlu didokumentasikan dengan baik supaya dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, serta masyarakat luas. 

"Hubungan dengan para pemangku kepentingan perlu diperkuat agar model-model pembangunan yang dihasilkan dapat diadopsi dan direplikasi,” tutur Bambang. 

Bambang mengapresiasi langkah pemerintah Amerika Serikat atas dukungan yang telah diberikan melalui program Compact ini. Hibah Compact memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan pendekatan inovatif dalam mengelola sumber daya yang ada secara terpadu dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan serta tantangan pembangunan.

Pengelolaan hibah Compact ini menggunakan sistem dana perwalian nasional yang merupakan hal baru dan pertama kali diterapkan untuk mendukung program pembangunan. Sebagai hal baru, banyak hal yang perlu ditata dan disesuaikan untuk menyiapkan kelembagaan, regulasi, dan mekanisme yang diperlukan sebagai dasar dalam pengelolaan dan pelaksanaan Compact.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement