Rabu 03 May 2017 22:37 WIB

In Picture: Seba, Persembahan Warga Baduy (Bagian 3)

.

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Suku Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru bermotif batik. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Warga Baduy Luar pun tidak dilarang bersentuhan dengan kemajuan teknologi seperti telepon selular misalnya. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Usai upacara Seba, beberapa warga mengisi kegiatan masing-masing termasuk berbelanja kebutuhan pribadi (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Sebagian Warga Baduy Dalam tengah beristirahat (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Warga Baduy Luar diperbolehkan menumpang kendaraan dalam melakukan perjalanan, namun sebaliknya bagi warga Baduy Dalam dilarang. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Tandas umum disediakan untuk keperluan hajat warga Baduy. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Salah satu peserta Seba dari kalangan anak-anak Baduy Luar. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Tradisi Seba Baduy menjadi simbol sederhana pentingnya tali silaturahim antara masyarakat dengan pemerintah. Tradisi ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat selain warga Suku Baduy untuk selalu menjaga keselarasan paham dengan pemerintah. Mereka juga mengajarkan untuk menjaga kelestarian budaya dengan memegang teguh pepatah leluhur, yaitu "gunung jangan dilebur, lembah jangan diurug, larangan tak boleh diubah, panjang tak boleh dipotong, pendek tak boleh disambung.

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement