REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pergerakan ekonomi mulai terlihat. Salah satunya dari pertumbuhan kredit perbankan, pada kuartal pertama tahun ini sebesar 9,2 persen, sebelumnya pada periode sama tahun lalu hanya 8,7 persen.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi memprediksi, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini bisa naik ke 9,0 persen dibandingkan tahun lalu. "Tapi ada potensi ke 10 persen juga kalau risk appetite perbankan sudah mulai pulih dalam salurkan kredit dan demand dari investor riil mulai menguat," jelasnya saat dihubungi Republika, Senin, (8/5).
Ia menjelaskan, kredit konsumsi pada kuartal pertama tahun ini mulai tumbuh. Bahkan bisa mendapatkan momentum temporer nantinya di kuartal II karena kebutuhan financing rumah tangga untuk belanja di bulan puasa. "Kredit investasi dan modal kerja juga mulai tumbuh," tutur Eric. Ia menambahkan, kredit investasi pun berkontribusi besar terhadap total kredit.
Hal itu karena kredit investasi digunakan pula untuk pembelian barang modal. Dengan begitu, ada pertumbuhan kredit investasi. "Akan ada korelasi positif dengan pertumbuhan kredit modal kerja yang biasanya untuk membeli bahan baku," jelasnya.