REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cahaya Islam yang gemilang di tanah Mesir tidak lepas dari jasa seorang sahabat mulia, Amr bin Ash. Para sejarawan menggambarkan sosok Amr sebagai Penakluk Mesir atau lebih tepatnya Sang Pembebas Mesir.
Ketika Islam datang, Mesir berada di bawah kekuasaan Romawi. Selama pembebasan, Amr berusaha keras menghindarkan penduduk dan wilayah Mesir dari peperangan. Ia juga menjalin hubungan baik dengan para uskup dan pemuka Nasrani.
Amr bin Ash tidak termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam. Ia bahkan satu dari tiga orang Quraisy yang didoakan tertimpa keburukan oleh Rasullullah, sampai Allah mengingatkan beliau. Amr bin Ash baru masuk Islam menjelang Fathul Makkah bersama Khalid bin Walid.
Dikisahkan oleh Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah, ketika Rasullullah wafat, Amr adalah salah satu amir di 'Uman. Ia memiliki sifat cinta kekuasaan yang sangat menonjol, sesuai tabiat dan gerak geriknya yang seolah menyiratkan bahwa ia memang tercipta untuk menjadi penguasa.
Amirul Mukminin Umar bin Khattab suatu kali sampai tersenyum melihat cara Amr berjalan. Ia berkata, "Tidaklah layak bagi Abu Abdillah untuk berjalan di atas bumi, kecuali sebagai penguasa." Meski begitu, ia juga dikenal memiliki sifat amanah yang membuat Umar berkali-kali memilihnya sebagai gubernur di Palestina, Yordania, dan Mesir.
Selain keberanian dan kecerdasannya, Amr memiliki naluri yang kuat. Ini terlihat saat ia berhadapan dengan panglima Romawi di Yarmuk. Saat itu, sang panglima mengundang Amr untuk berdiplomasi, sambil merencanakan tipu muslihat untuk membunuhnya. Amr pun datang tanpa curiga.
Setelah perundingan berakhir dan ia hendak melangkah keluar, Amr melihat ada gerakan yang mencurigakan. Ia pun kembali menemui panglima dengan langkah mantap dan tenang.
"Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Di pos komandoku, tengah berkumpul segolongan sahabat Nabi yang paling awal masuk Islam. Aku ingin mengajak mereka bertemu denganmu untuk mendengar langsung apa yang kamu katakan," kata Amr.
Melihat track record Amr yang jujur dan amanah, Panglima Romawi itu sepakat. Ia berpikir, dengan begitu ia justru bisa membunuh para pembesar Muslim dalam sekali tebas. Panglima Romawi pun tidak jadi membunuh Amr saat itu dan membiarkannya pulang dengan selamat.
Keesokan harinya, Amr kembali ke hadapan panglima Romawi bersama sekelompok pasukan Muslim. Mereka pun dalam posisi yang imbang.
Amr bin Ash meninggal dunia di Mesir sebagai amir pada tahun 43 H. Kini, majelis Amr tempat ia mengajar, memutuskan, dan mengadili masih berdiri di bawah atap masjidnya yang tua, Masjid Jami' Amr. Itulah masjid pertama mengumandangkan kalimat Allah di tanah Nil.