Rabu 31 May 2017 09:27 WIB

PKPU Memasok 200 Truk Tangki Air untuk Pengungsi Somalia

Pengungsi di Somalia mengantre untuk mendapat air bersih
Foto: PKPU
Pengungsi di Somalia mengantre untuk mendapat air bersih

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU --  Lembaga kemanusiaan nasional PKPU Human Initiative memasok 200 tangki air atau sekitar 2,5 juta liter air bersih ke Somalia. Penyaluran air tersebut dilakukan untuk  memenuhi kebutuhan beberapa titik pengungsian di Somalia dalam sepekan. 

Tim PKPU telah merampungkan penyaluran air bersih tahap kedua, setelah sebelumnya pada Maret 2017 lalu mengawali bantuan air bersih ke beberapa pengungsi di pinggiran Mogadishu, Somalia. Menjelang Puasa bantuan air bersih tahap kedua ini ditujukan untuk pengungsi di Afgoye, Provinsi Lower Shabelle dan Kota Baidowa, Provinsi Bay. 

Sejak tanggal 22 Mei pengiriman air melalui truk tangki telah dilakukan bersamaan di dua provinsi tersebut.  Sebanyak 100 truk tangki melayani beberapa titik pengungsian di Baidowa, sementara 85 truk tangki lainnya di salurkan ke titik-titik pengungsian di Afgoye.

Manajer DRM PKPU Human Initiative Kaimudin dari Mogadishu mengatakan terdapat 30-40 tangki disalurkan setiap harinya di mana setiap truk memuat tangki berisi 12 ribu liter air. Bantuan air bersih dari PKPU ini bisa dimanfaatkan  lebih dari 40 ribu orang pengungsi selama sepekan. 

"Bantuan ini makin terasa manfaatnya disaat yang sama juga memenuhi kebutuhan bulan puasa Ramadhan," kata Kaimudin melalui siaran persnya, Rabu (31/5). 

Tangki air bersih PKPU untuk warga Somalia

Saat ini pengungsi mengharapkan tempat penampungan air yang layak di setiap tempat pengungsian untuk memudahkan suplai air secara rutin. Disamping  keterbatasan wadah air, setiap pusat pengungsian juga masih kesulitan dalam pasokan air. 

"Setiap keluarga hanya dapat menyimpan air di wadah kecil berukuran 20-100 liter sehingga suplai air sangat bergantung pada bantuan pihak luar," ujar Kaimudin.

Kemarau panjang yang melanda Somalia dan beberapa negara sejak awal tahun 2015 menimbulkan kekeringan dan kelaparan di hampir sebagian besar wilayah. Ini memicu gelombang pengungsian yang umumnya merupakanpenduduk desa menuju kota-kota terdekat. 

Jumlah pengungsi yang semakin banyak menimbulkan dampak kesehatan dan lingkungan yang buruk. Kasus wabah kolera masih menjadi ancaman kematian yang datang setiap saat di Somalia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement