REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Negosiasi antara pemerintah dengan PT Freeport Indonesia terus berlanjut. Sekretaris Jendral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut tetap berkomitmen membangun smelter.
"Pertama untuk yang smelter. Pembangunan smelter paling lama lima tahun, tahun 2022, itu sudah sepakat," kata Teguh di Jakarta, Kamis (1/6).
Ia menerangkan, beberapa poin kesepakatan masih bakal dibahas kedua pihak pekan depan. PTFI, kata Teguh, tidak berbicara soal peluang bergabung dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara dalam kepemilikan pabrik smelter.
"Dia nggak bicara. Toh regulasi kita mengatakan dia boleh bekerja sama dengan pihak lain untuk bangun smelter," ujarnya.
Teguh mengatakan pemerintah memberikan batasan waktu lima tahun ke depan kepada PTFI untuk membangun pabrik pengolahan bahan tambang itu. Ia melanjutkan pembahasan mengenai kapan dimulai pembangunan dan besaran bea keluar untuk kegiatan ekspor konsentrat akan dilakukan kedua kubu. "Minggu depan kita mulai lagi," tuturnya.
Pembahasan antara pemerintah dengan PTFI berlangsung hingga OKtober 2017. Selain smelter, butir pembicaraan mengenai, stabilitas investasi Kontrak PTFI akan berakhir pada 2021 jika tidak ada perpanjangan kontrak.