Aliran air dari tebing, jatuh secara bertahap melewati celah-celah tamanan rambat. Ada tiga tingkatan dalam air terjun ini, mulai dari ketinggian 30 meter pada tingkatan pertama, kemudian 10 meter pada tingkatan kedua, dan terakhir dengan lima meter. Jatuhnya air dari tebing di sini tidak bergemuruh dan justru menimbulkan suasana tenang.
Dari kejauhan, pemandangan jatuhnya air dari ketinggian sekitar 30 meter ini seakan terlihat seperti kelambu. Terdapat juga dua kolam di sekitar jatuhnya air terjun yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk sekadar bersantai bersama keluarga atau kerabat tercinta. Jangan khawatir untuk juga memanjakan perut Anda sehabis menikmati air terjun. Di sepanjang jalan menuju pintu masuk air terjun, tersaji beragam kuliner lezat khas Lombok seperti Sate Bulayak yang bisa Anda cicipi sebelum pulang.
Amir mengungkapkan, pertumbuhan kunjungan wisatawan ke kawasan ini terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Demi kemajuan pariwisata di kawasan ini, masyarakat sekitar yang terdiri atas para pelaku usaha kuliner, pemandu wisata, dan ojek sepakat mendirikan Community Based Tourism Organization yang merupakan konsep pengembangan destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal.
Pemberdayaan masyarakat terbukti memberikan peluang untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar dan langkah efektif agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. "Kita mengelola keuangan, memberdayakan masyarakat lokal, dan juga untuk melihara alam," kata Amir.
Amir menambahkan, sekitar 35 pemandu wisata siap menyambut kehadiran wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Jam operasional dua air terjun dimulai pukul 07.00 Wita hingga pukul 17.30 Wita. "Banyak juga backpacker yang kemah di atas kan ada camping ground," kata Amir.
Amir memaparkan, pemasukan dari tiket dan jasa pemandu wisata hingga ojek akan diberdayakan bersama-sama untuk membangun fasilitas di kawasan wisata seperti toilet, berugak (bale), dan musala. Dalam lima tahun terakhir, kunjungan wisatawan terus tumbuh secara signifikan dengan rata-rata 200 ribu kunjungan wisatawan lokal setiap tahun.
Sedangkan, untuk turis asing tercatat sebanyak 5- 6 ribu orang per tahun, paling banyak dari Jerman, Australia, Malaysia, baru negara-negara Arab. Berbeda dengan kunjungan wisnus yang puncaknya terjadi pada hari raya Idul Fitri dan Tahun Baru, masa puncak kunjungan turis asing justru terjadi pada Juni hingga September. "Lebaran nanti ramai dikunjungi wisatawan lokal baik dari Lombok maupun luar Lombok," kata Amir menambahkan.