REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu 10 Hari terakhir Ramadhan menjadi saat-saat yang berharga. Bulan penuh ampunan, berkah dan pahala ini akan segera pergi sehingga umat Muslim seharusnya bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia KH Cholil Nafis mengatakan, malam-malam terakhir Ramadhan itu proses finalisasi dari ibadah. Menurutnya, jika mengikuti cara Rasulullah, 10 hari terakhir adalah yang paling istimewa.
"10 hari pertama itu biasa saja, 10 kedua tambah baik, 10 yang ketiga Rasulullah menambah, melakukan sepenuhnya," kata Kiai Cholil pada Republika.co.id, Sabtu (17/6)
Nabi Muhammad SAW selalu itikaf dan melepas kesibukan duniawi, mendekatkan diri pada Allah sepenuhnya di hari-hari terakhir Ramadhan. Nabi Muhammad mengkhatamkan Alquran dengan malaikat Jibril dan ditulis oleh Zaid bin Tsabit.
Hari-hari terakhir Ramadhan ini dimanfaatkan dengan sangat baik. Karena belum tentu tahun depan bisa menemuinya lagi. Kiai Cholil pun mengimbau umat Muslim untuk meniru cara Rasulullah memperlakukan Ramadhan di hari-hari terakhirnya. Yakni dengan lebih banyak menyibukkan diri untuk mendekatkan diri pada Allah.
Salah satunya juga demi bisa menyongsong lailatul qadar. Sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan ini ada di hari-hari terakhir Ramadhan. Sudah sepantasnya jika berburu ridha dan ampunan Allah SWT di saat-saat berharga ini.