Ini Prediksi Puncak Arus Mudik dan Arus Balik Tahun Ini

Rep: Fuji Eka / Red: Andri Saubani

Sabtu 17 Jun 2017 22:42 WIB

Persiapan jelang arus mudik di Fly Over Dermoleng, Brebes Foto: ROL/Abdul Kodir Persiapan jelang arus mudik di Fly Over Dermoleng, Brebes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1438 H mulai 23-30 Juni 2017. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI juga telah memprediksi puncak arus mudik terjadi dua hari menjelang Idul Fitri. Sementara, puncak arus balik diprediksi jatuh pada hari ketiga dan keempat setelah Idul Fitri. "Puncak arus mudik H -2 dan H -1, kemudian puncak arus balik H +3 dan H +4, setelah itu mobil barang kita lepas (diizinkan beroperasi kembali)," kata Direktur Pembina Keselamatan, Ditjen Perhubungan Darat, Eddi kepada Republika, Sabtu (17/6).

Ia menerangkan, walau cuti bersama dimulai sejak 23 Juni, puncak arus mudik diprediksi terjadi dua hari menjelang Idul Fitri. Hal ini disebabkan libur sekolah dan libur kantor tidak sama. Untuk menghadapi arus mudik dan arus balik, dikatakan dia, Kemenhub sudah banyak melakukan persiapan. Seluruh instansi terkait sudah melaksanakan tugasnya masing-masing.  "Semuanya terkoordinasi di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI," ujarnya.

Kemenhub juga memprediksi ada peningkatan jumlah pemudik di tahun ini. Menurut Eddi, prediksi kenaikan jumlah penumpang dari semua jenis transportasi umum mencapai 4,85 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2016, penumpang transportasi umum jumlahnya 18,16 juta orang. Tahun ini diperkirakan sampai 19,04 juta orang.

Sementara, Kasubdit Mitra Bidang Dikmas Korlantas Polri, AKBP Yully Kurniawan menerangkan, penambahan panjang jalan dan penambahan jumlah kendaraan tidak sebanding. Hal ini berdampak menimbulkan kemacetan di kota-kota besar seperti di Jakarta. Di Jakarta tidak bisa menambah jalan karena sudah padat, sehingga dibuat jalan layang dan jalan bawah tanah.

Berdasarkan data kepolisian tahun 2014-2017, setiap tahun ada kenaikan panjang jalan sebanyak 2 persen. Sementara, jumlah kendaraan setiap tahunnya naik sebanyak 10-15 persen. "Bandingkan dengan penambahan jumlah kendaraan bermotor. Tahun 2017 panjang jalan 515.808 Km, jumlah kendaraan bermotor 152.575.519. Alhamdulillah pemerintah sekarang lebih menggiatkan pembangunan jalan," ujarnya.

AKBP Yully juga menjelaskan, panjang jalur lintas utara yakni di Pantura sampai Jawa Timur mencapai 1.316 Km, lintas selatan 1.177 Km dan lintas Trans Sumatra 2.508 Km. Jumlah pemudik tahun lalu yang melintasi tiga lintasan tersebut menggunakan bus jumlahnya mencapai 4,5 juta orang. "Bisa kita asumsikan kalau satu bus bisa 50 orang (penumpang), berarti yang bergerak itu 90 ribu bus pada saat arus mudik, H -7 dan H +7," jelasnya.

Tahun lalu, pemudik yang menggunakan kendaraan bermotor mencapai 5,1 juta orang. Kemudian, pengguna Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) mencapai 3,8 juta orang. Sementara, menurut Kemenhub jumlah pemudik tahun ini diprediksi naik sebesar 4,85 persen.

Terpopuler