Kamis 22 Jun 2017 04:01 WIB

BEI Optimistis Bisa Jadi Bursa Efek Terdepan di ASEAN

Red: Nur Aini
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/6).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis menjadi bursa efek terdepan di ASEAN sesuai Master Plan BEI 2016-2020.

"Master Plan BEI 2016-2020 memproyeksikan BEI menjadi bursa efek terkemuka di Asia Tenggara mulai tahun 2020," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (21/6).

Ia mengemukakan untuk mencapai itu pihaknya berfokus pada empat pilar utama, yakni penambahan jumlah investor aktif, peningkatan jumlah perusahaan tercatat, penguatan anggota bursa, dan penguatan ketahanan industri pasar modal Indonesia. Dalam hal area penambahan jumlah investor aktif, kata dia, hingga akhir 2016, terdapat 187.268 investor yang aktif bertransaksi atau meningkat 21,3 persen dari tahun sebelumnya.

"Jumlah investor aktif di 2016 mencerminkan 35 persen dari total investor sebanyak 535.994 investor yang terdaftar Single Investor Identification (SID)," ujarnya. Tito mengatakan jumlah itu meningkat 23,47 persen dari jumlah SID pada akhir tahun 2015 yang mencerminkan upaya BEI yang tiada henti dalam usahanya terus menambah jumlah investor perorangan (ritel) di Pasar Modal Indonesia.

Dalam rangka peningkatan jumlah emiten, Tito menyampaikan pendirian Pusat Informasi Go Public (PIGP) menjadi inisiatif BEI yang bertujuan meningkatkan jumlah Perusahaan Tercatat. Keberadaan PIGP diharapkan memudahkan calon perusahaan tercatat mengakses data dan memperoleh informasi tentang bagaimana mencatatkan saham di BEI. "Di tahun 2016 BEI telah membuka lima PIGP di 5 kota besar yakni Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya," katanya.

Terkait penguatan Anggota Bursa dan ketahanan industri Pasar Modal Indonesia, Tito mengatakan BEI terus mendukung berbagai upaya penguatan Anggota Bursa seperti melakukan relaksasi marjin yang bertujuan mendorong transaksi lebih tinggi, yang ditandai dengan pendirian PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) pada 26 Desember bersama dengan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya.

Selain itu, dia, BEI terus mendorong terciptanya dan meningkatnya jumlah Wakil Perantara Perdagangan Efek bekerja sama dengan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Hingga akhir 2016 BEI telah berpartisipasi dalam menghadirkan sejumlah kalangan profesional dan berlisensi melalui penambahan 814 Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE), 1.151 WPPE Pemasaran, 193 WPPE Pemasaran Terbatas, 641 Wakil Manajer Investasi (WMI), dan 41 Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM). Tito mengatakan BEI pun mendukung program Amnesti Pajak serta melakukan penguatan pada infrastruktur perdagangan dengan melakukan inisiasi rencana kerja Pembaruan Sistem Perdagangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement