REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengimbau masyarakat agar membeli tiket kereta api di tempat resmi. Sebab, saat arus mudik banyak ditemukan tiket palsu yang merugikan penumpang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro saat ditemui pada Open House di kediaman Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, Jalan Taman Patra V No.8, Kuningan, Jakarta, Ahad (25/6).
"Kami ingatkan warga, jangan coba-coba beli di tempat tidak resmi. Karena saat /boarding pasti tidak bisa masuk. Kalau bisa masuk pun, di tempat duduk kan ada nomornya. Pasti tetap /nggak bisa (duduk). Kasihan warga," kata Edi.
Edi mengungkapkan, pihaknya menemukan sebanyak 12 lembar tiket palsu tujuan Madiun saat sebanyak enam penumpang akan naik kereta api di Stasiun Pasar Senen. Saat akan /boarding, petugas melakukan /scan pada tiket, namun tak terbaca. Akibatnya, keenam penumpang tersebut tidak dapat melakukan perjalanan ke kampung halaman.
"Kemarin ditemukan tiket palsu, bukan beli di calo, tapi palsu, cetakannya beda. Karena barcode-nya beda jadi saat boarding tidak lolos dari /scanner," ungkap Edi.
Menurut Edi, hal ini selalu terjadi setiap tahun. Padahal KAI sudah menghimbau agar warga membeli tiket KA di tempat-tempat resmi, jangan membeli tiket di pinggir jalan yang ditawarkan orang tidak jelas. Selain tiket palsu, pada tahun lalu juga ditemukan penumpang dengan KTP palsu.
Sementara itu petugas KAI sudah bersiaga untuk melayani arus balik mudik hingga H+15. Arus balik diprediksi akan mulai sejak H+4. Namun, menurut Edi, untuk KAI tidak ada puncak arus mudik seperti jalur tol. Sebab kursi KA sudah habis sejak jauh-jauh hari dan sesuai jadwal, sehingga sudah diantisipasi dengan kesiapan petugas yang piket.