REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga Tbk akan menerbitkan kontrak investasi kolektif (KIK) berbasis pendapatan masa mendatang (future revenue base securities) senilai Rp 2 triliun pada Juli 2017 untuk membiayai proyek baru.
"Jadi, kami akan menjual pendapatan tol Jagorawi selama 5 tahun ke depan. Total pendapatan tol itu bisa sampai Rp4 triliun dalam 5 tahun ke depan. Namun, yang kami jual cuma Rp2 triliun," papar Direktur Keuangan Jasa Marga Tbk Donny Arsal di Jakarta, Selasa (4/7).
Ia mengatakan bahwa KIK future revenue base securities itu tidak mengurangi nilai aset perseroan, perolehan dari penerbitan KIK itu nantinya akan dibukukan sebagai pendapatan yang dibayar di muka.
Saat ini, lanjut dia, produk KIK future revenue base securities yang diterbitkan Jasa Marga Tbk itu sedang dalam proses pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Diharapkan, produk KIK itu akan memperoleh peringkat AAA (triple A) dari Pefindo.
"Ini produk baru di pasar, kami sudah sosialisasi ke investor dan regulator, mudah-mudahan akhir bulan ini kita bisa terbitkan atau paling lama Agustus,' katanya.
Ia mengatakan bawha tingkat pengembalian investasi (return) dari KIK itu diperkirakan sekitar 8-9 persen per tahun. Namun, tingkat "return" itu akan disesuaikan dengan permintaan di pasar.
"Hal yang paling penting adalah Jasa Marga ada alternatif pembiayaan lain selain menerbitkan obligasi konvensional atau sukuk. Jadi, ada 'fund rising' dari sisi aset," katanya.
Donny Arsal juga mengatakan bahwa perseroan berencana untuk untuk menerbitkan obligasi berbasis proyek (project bond) pada tahun ini senilai Rp 1,5 triliun. Hal itu merupakan salah satu strategi perseroan untuk mendaur ulang pinjaman perbankan agar menjadi pembiayaan jangka panjang dari pasar modal.
Dalam project bond, ia mengemukakan bahwa pembayaran kewajiban bunga dan pokok mengandalkan pendapatan dari proyek jalan tol. Hal itu berbeda dengan obligasi korporasi yang pembayaran kupon dan pokok obligasi bisa menggunakan berbagai sumber dana.