REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah bank pelat merah menyatakan akan merevisi rencana bisnis bank. Hal ini melihat pertumbuhan kredit yang relatif stabil.
Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, pertumbuhan kredit pada Mei relatif stabil di kisaran 18 sampai 19 persen. Hal itu mempertegas pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan pertumbuhan kredit pada Mei 2017 sebesar 8,7 persen, masih sesuai target.
"Pertumbuhan kredit BTN 18,7 persen year on year (yoy) per Mei. Dengan rasio kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) gross pada Mei 3,49 persen," kata Iman kepada Republika.co.id, Rabu, (4/7).
Ia menjelaskan, sebagai bank yang berfokus pada penyediaan hunian untuk masyarakat, penyaluran kredit BTN masih didominasi oleh sektor properti seperti Kredit Perumahan Rakyat (KPR) maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). "Sesuai Rancangan Bisnis Bank (RBB), 90 persen portofolio kredit kami masih untuk sektor perumahan, termasuk kredit konstruksi untuk pengembang," kata Iman.
Dia menyatakan, perseroan akan merevisi RBB secara minor, yaitu tambahan aktivitas serta produk baru, terutama untuk wealth management. "Target laba pada RBB juga akan direvisi dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp Rp 3 triliun.
Sebelumnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) turut menilai, penyaluran kredit pada semester pertama tahun ini cukup baik. Dengan begitu, perseroan berencana menaikkan target pertumbuhan kreditnya. Wakil Direktur BRI Sunarso menjelaskan, sebelumnya target pertumbuhan kredit di Rancangan Bisnis Bank (RBB) perseroan berkisar 12 sampai 14 persen year on year (yoy). "Kita naikkan (targetnya) tapi nggak mau juga terlalu agresif," ujarnya di Jakarta.
Hanya saja, ia masih enggan menyebutkan berapa revisi kenaikan target pertumbuhan kredit di RBB. "Pertumbuhan kita yang pasti di atas rata-rata. Tahun lalu saja realisasi kredit kita tumbuh hingga 17 persen melampaui target yang hanya 14 persen," jelas Sunarso.
Dia menyebutkan, pertumbuhan kredit BRI saat ini sudah sekitar 13 persen. "Hanya saja detail pertumbuhan kredit per Mei belum bisa kita sebutkan," tuturnya. Sunarso berharap, pertumbuhan kredit BRI pada kuartal II 2017 bisa lebih tinggi dari kuartal pertama yang sebesar 16 persen. Sampai Maret, penyaluran kredit perseroan telah mencapai Rp 653,1 triliun.
Penyaluran kredit pada kuartal pertama 2017, masih didominasi oleh sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Porsinya mencapai 72,1 persen dari total portofolio kredit BRI atau sebanyak Rp 471 triliun.