REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN --- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, bahwa sanksi baru yang dilayangkan oleh Amerika Serikat (AS) kepada negaranya bertentangan dengan kesepakatan nuklir tahun 2015. "Iran akan melawan sanksi tersebut," ujarnya, Rabu (19/7).
Amerika Serikat kembali menerapkan sanksi baru kepada Iran pada Selasa (18/7). Sanksi diterapkan atas program rudal balistik Iran. Selain itu AS juga menuding Iran telah mengganggu stabilitas kawasann Timur Tengah dan merusak kontribusi positif atas capaian kesepakatan nuklir 2015.
“Beberapa aksi yang dilakukan oleh AS telah melawan semangat bahkan butir kesepakatan nuklir 2015. Kami akan melawan segala rencana dan aksi ini,” tegas Rouhani.
Menurut Rouhani, salah satu plot yang dirancag AS ialah dengan menganggap bahwa Iran tidak memiliki komitmen atas kkesepakatan nuklir 2015. “Saya kira AS akan gagal dan Iran akan terus menghormati kesepakatan internasional,” ujarnya.
Dikabarkan oleh media resmi Iran bahwa parlemen negeri para mullah tersebut sepakat untuk menaikkan angggaran dalam program pengembangan rudal balistik. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pembalasan atas sanksi yang diberikan oleh AS di bawah Presiden Donald Trump.
Sementara itu, Pemerintah AS mengatakan bahwa mereka hendak menarget 18 lembaga dan personal melalui sanksi terbarunya. Mereka menyebut 18 target tersebut sebagai aktor kejahatan transnasional.