REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Honda Motor Co menemukan cara untuk mendaur ulang logam langka yang diambil dari baterai nikel-metal mobil hybrid yang telah terpakai. Logam langka tersebut kemudian dapat digunakan kembali dalam produksi baterai nikel-metal yang baru.
Dengan begitu, bisa berkontribusi terhadap penghematan sumber daya alam yang bernilai tinggi.
Proses ekstraksi logam langka yang dilakukan di pabrik Japan Metal and Chemicals Co (JMC) merupakan yang pertama kali dilakukan di dunia. Proses tersebut dilakukan dengan menambahkan elektrolisis garam cair pada proses oksidasi untuk mengekstraksi material logam.
Kemudian dapat langsung digunakan sebagai elektroda negatif pada baterai nikel-metal hidrida baru.
Materi Logam yang diekstraksi dalam proses ini memiliki tingkat kemurnian lebih dari 99 persen. Atau sama dengan materi yang baru ditambang dari dalam tanah.
Selain itu, proses baru ini memungkinkan ekstraksi di atas 80 persen dari logam yang terkandung dalam baterai nikel-metal hybrid. Logam yang diekstrak tersebut kemudian akan dipasok dari JMC ke produsen baterai. Sehingga digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baterai baru.
Untuk saat ini, proses ekstrasi logam diambil dari 386 baterai kendaraan hybrid Honda yang tidak dapat dipasarkan lagi. Terutama akibat gempa besar yang melanda Jepang bagian Timur beberapa waktu lalu.
Setelah volume mencukupi, Honda akan segera mulai menerapkan proses yang sama untuk baterai mobil hybrid yang dikumpulkan dari diler. Yaitu yang berasal dari konsumen yang melakukan pergantian baterai.
Usaha daur ulang yang dilakukan Honda tidak hanya melalui penggunaan kembali logam langka dari baterai nikel-metal hybrid. Tetapi juga dari berbagai suku cadang yang telah digunakan.