REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pihak berwenang Cina tingkatkan penggunaan kendaraan listrik dan hibrid untuk transportasi umum, Rabu (18/3). Mereka mengumumkan akan menambah jumlahnya, seiring penjualan kendaraan pribadi listrik dan hibrid meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Kementerian Transportasi mengumumkan akan menambah 200 ribu bus dan 100 ribu taksi dengan bahan bakar alternatif pada 2020. Tahun lalu, Cina menambah 15 ribu bus dengan bahan bakar alternatif.
Penjualan kendaraan listrik dan hibrid meningkat setelah pemerintah menawarkan subsidi dan keuntungan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menurunkan 30 persen polusi udara di Beijing.
The China Association of Automobile Manufacturers melaporkan 5.996 mobil elektrik terjual pada Januari dan Februari 2015. Jumlah ini meningkat 4,2 kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sementara, kendaraan hibrid terjual hingga 6.444 unit dalam dua bulan, 2,2 kali lebih banyak dari tahun lalu di periode yang sama. Direktur kelompok riset yang berbasis di Shanghai, Automotive Foresight Yale Zhang mengatakan penjualan kendaraan milik pribadi listrik dan kendaraan hybrid kemungkinan akan tetap panas setidaknya sampai 2020.
''Di kota-kota seperti Beijing, pemilik kendaraan listrik juga menikmati kesempatan untuk mendapatkan plat mobil dengan sistem undian yang sangat kompetitif,'' kata dia.
Namun meski dengan subsidi, harga kendaraan listrik masih dua kali lipat dari kendaraan berbahan bakar minyak. Selain itu, kurangnya stasiun pengisian bahan bakar dan infrastruktur yang melayani kendaraan listrik lainnya menahan pertumbuhannya.