REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, generasi baru Freed terpergok sedang diuji di sebuah jalanan umum di Jepang.
"Kami belum dapat kabar soal pembaharuan baik itu soal kapan dan segala macamnya," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, disela acara media test drive All New Civic, di Bandung, akhir pekan lalu.
Jonfis mengatakan HPM selaku pemegang merek mobil Honda di Indonesia masih tetap menjual Freed meskipun diakuinya bahwa penjualan mobil jenis kendaraan serbaguna (MPV) itu jauh di bawah mobil dengan segmen yang sama.
"Tahun ini penjualan Honda Freed sekitar 300-an unit perbulan. Sedangkan di segmen itu, kami juga ada Mobilio, BRV, HRV yang penjualannya sampai ribuan unit," tuturnya.
Menurutnya, BRV bisa terjual sekitar 5.000 sampai 6.000 unit per bulan, Mobilio bisa mencapai penjualan 2.000-3.000 unit per bulan, sedangkan HRV tercatat sekitar 3.000 hingga 4.000 unit per bulan.
"Jadi market mobil kotak seperti Freed ini kecil. Konsumen Indonesia lebih suka mobil yang gaya, belakangnya bulat, bukan kotak karena dipikir seperti mobil angkot," jelas Jonfis.
Meski demikian, lanjut Jonfis, Freed tetap memiliki konsumen sendiri di Indonesia karena cocok dipakai sebagai mobil keluarga.
"Apakah diperlukan, ya Freed tetap diperlukan. Karena segmen Freed ini lebih panjang sebagai mobil keluarga. Tidak seperti mobil yang cepat berganti model karena bosan," kata Jonfis.
Dari merek pabrikan Jepang lain, Toyota, baru saja meluncurkan kendaraan sejenis Freed yakni Toyota Sienta pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 lalu yang ternyata cukup mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia berdasarkan jumlah pemesanannya.