REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Singapura menjadi negara pertama yang mengimplementasikan sistem taksi mandiri unuk digunakan sebagai kendaraan transportasi publik. nuTotomy, perusahaan dibelakangnya dan aplikasi yang menanunginya, telah mengimplementasikan enam mobil yang dapat secara otomatis antar-jemput penumpang ke tujuan.
Hal tersebut membuat nuTotomy menjadi perusahaan pertama yang menawarkan sistem teknologi anyar dalam kendaraan transportasi kota.
“Kita menghadapi ketidakleluasaan daerah dan kekuasaan,” ujar Sekretaris Permanen Transportasi Singapura, Pang Kin Keong, kepada Associated Press Selasa (30/8).
“Kita ingin mengambil keuntungan dari penggunaan teknologi kemudi mandiri ini untuk mengatasi ketidakleluasaan tersebut. Dan juga dapat menjadi bagian dalam upaya pengenalan konsep teknologi mobilitas anyar, yang akan membawa peningkatan transformasi untuk publik di Singapura,” tambah Keong.
Kendati itu adalah berita yang cukup baik untuk teknologi Singapura, namun masih banyak protes berdatangan, karena sistem tersebut masih dalam fase uji coba. Taksi tersebut menggunakan mobil Mitsubishi i-Mievs and Renault Zoes yang hanya mampu berjalan sepanjang 6,5 kilometer persegi di daerah Utara Singapura.
Tidak hanya itu, dalam menggunakan moda transportasi taksi mandiri tersebut, penumpang harus berada pada tempat khusus penjemputan dan akan diturunkan pula di tempat khusus penurunan. Meskipun terdengar mandiri, namun dalam fase uji coba taksi tersebut masih membawa sopir guna memastikan kendaraan tidak mengalami masalah yang berbahaya. Tidak hanya sopir, para penemu sistem tersebut juga dihadirkan guna mengawasi sistem yang ada pada mobil.
Tim pengembang berharap akan segera meluncurkan armadanya pada 2018, dengan penambahan spot jemput dan antar lebih banyak dari saat ini. Seperti diketahui, pengadaan taksi kemudi mandiri tersebut adalah untuk mengurangi kemacetan kota. COO nuTonomy, Doug Park mengklaim, sistem taksi kemudi mandiri tersebut akan mengurangi keberadaan mobil di jalanan sebanyak 600 ribu kendaraan.