REPUBLIKA.CO.ID,STUTTGART--Mercedes Benz tampaknya akan lebih serius mengembangkan produksi kendaraan listriknya. Keseriusan raksasa otomotif Jerman terlihat dari rencana mereka untuk merilis lebih dari 10 kendaraan elektrik (EV) ke pasaran pada tahun 2022.
Target tersebut dipercepat dari target sebelumnya yang akan merilis kendaraan elektrik pada tahun 2025. Bahkan perusahaan yang berbasis di Stuttgart ini juga sudah menyiapkan anggaran hingga 10,8 miliar dolar AS sebagai investasi.
Daimler, yang merupakan pemilik produk Mercedes Benz telah menemui kendala terkait ketentuan emisi gas buang di Eropa. Hal itu terjadi lantaran meningkatnya permintaan kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV) yang dinilai lebih berpolusi dibanding sedan di kawasan tersebut.
Keputusan Daimler tersebut tidak terlepas dari ketentuan Eropa yang menetapkan batas maksimum 95 gram carbon dioksida bagi kendaraan baru kelak untuk perkilometernya tahun 2020. Sedangkan Daimler sendiri telah menetapkan batas rata rata gas buang setiap produknya mencapai 100 gram. Batas itu termasuk jenis Smart pada tahun 2020.
Tahun lalu, gas buang produk Mercedes Benz mencapai 123 gram. Angka itu sama dengan yang telah dicapainya pada 2015. Peristiwa ini adalah yang pertama sejak tahun 2007 dimana perusahaan yang telah berdiri sejak 90 tahun lalu itu gagal memenuhi batas maksimum emisi gas buang.
Di sisi lain skandal mesin diesel yang menimpa Volkswagen juga berdampak negatif pada bisnis mesin diesel Mercedes Bens. Saat ini masalah penggunaan mesin diesel masih menjadi sorotan aparat hukum dan publik di benua biru tersebut selain AS.
Meski demikian Daimler mengakui angka penjualan dalam kuartal pertama tahun ini menunjukkan tren positif. " Penjualan positif masih berlanjut sampai Maret ini," kata pihak Daimler melalui pernyataan tertulisnya.