REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daimler akan mulai memproduksi mobil listrik di Cina pada tahun depan. Langkah ini diambil Daimler sebagai cara untuk memenuhi ketatnya kuota anti polusi di Beijing untuk pembuat mobil, bahkan meski permintaan untuk model konvensional seperti Mercedes-Benz Maybach tetap kuat.
"Cina telah mengumumkan persyaratan penjualan minimum untuk kendaraan energi baru, dan Daimler berada di jalur untuk memenuhi kuota 2018," kata kepala Daimler di Cina Hubertus Troska pada Rabu (28/11).
"Kami sangat yakin memenuhi kuota kendaraan energi baru," kata Troska menambahkan sembari menyebut bahwa kendaraan listrik akan ditambahkan dalam produksi lokal.
Dilansir Reuters pada Kamis (29/11), Troska mengatakan pelanggan di Cina masih bisa membeli model Maybach kelas atas dengan taksiran 600 kendaraan per bulan.
Lebih lanjut Troska mengatakan pada briefing di Stuttgart bahwa penjualan mobil penumpang Mercedes-Benz akan terus tumbuh pada tahun depan, mengingat permintaan konsumen untuk mobil premium telah melawan tren keseluruhan dari penjualan yang lesu di Cina.
"Kami benar-benar positif tentang pengembangan bisnis tahun depan," kata Troska tentang prospek pertumbuhan untuk mobil penumpang Mercedes-Benz.
Meskipun pembicaraan dengan produsen mobil asal Cina, Geely tentang bidang kerja sama potensial terus berlanjut, Troska mengatakan Daimler sangat senang dengan mitra Cina yang ada, termasuk BAIC dan BYD.
"Daimler bisa memasuki kerja sama dengan perusahaan non-otomotif di bidang kendaraan listrik," kata Troska, yang enggan berkomentar lebih lanjut.