REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Presiden AS Roma James Pallotta mengkritik strategi transfer AC Milan yang tidak sesuai peraturan Financial Fair Play menyusul strategi transfer AC Milan pada bursa transfer musim panas ini. Palotta menyebutkan strategi transfer Milan tidak masuk akal karena Yonghong Li tidak punya uang ketika mengakusisi klub asal kota mode tersebut.
Pengusaha asal Amerika Serikat itu berbicara kepada Sirius XM FC pada Kamis (27/7) malam dan tidak menahan pendapatnya. Bagian yang paling kontroversial dalam wawancara tersebut adalah tentang uang 210 juta euro (Rp 3,27 triliun) yang sudah dihabiskan Milan musim panas ini setelah pengambilalihan oleh Yonghong Li.
Pallotta membandingkan kondisi ketika ia bersama tiga rekannya, Thomas R DiBenedetto, Michael Ruane and Richard D'Amore, mengakuisi Roma pada 2011. "UEFA dalam hal Financial Fair Play telah menjadikan kami pertunjukan yang lengkap. Kami harus menjadi 'percontohan' untuk mengubah keadaan dari kepemilikan sebelumnya," kata dia, dilansir dari Football Italia, Jumat (28/7).
Jika kondisi AS Roma pada enam tahun lalu dibandingkan dengan Milan sekarang ini maka Pallotta tidak memahami apa yang terjadi. "Itu tidak masuk akal. Jumlah pengeluaran-mereka tidak punya uang untuk membeli tim," kata dia.
Pallotta menerangkan Yonghong Li harus meminjam hampir 300 juta euro (Rp 4,67 triliun) dari beberapa orang yang ia kenal di London, Inggris. Pinjaman itu dengan tingkat bunga yang cukup tinggi.
Lalu, Milan menghabiskan uang pinjaman itu untuk belanja pemain. "Atau setidaknya mereka melakukan beberapa pengeluaran yang sangat signifikan untuk belanja pemain," kata dia.
Pada suatu waktu, Pallotta menyatakan, Milan harus membayar pengeluaran itu untuk membuat nerasa keuangan klub lebih berimbang. Dia pun memprediksi Milan akan kesulitan untuk mendapatkan pemasukan karena tuntutan membayar gaji pemain yang besar pada musim-musim mendatang.
Menurut Pallotta, alasan Milan bahwa mereka akan menutupi pembelian pemain musim ini melalui kualifikasi Liga Champions kalau lolos musim depan pun tidak masuk akal. Dia menyatakan uang dari Liga Champions tidka akan cukup untuk memastikan kondisi keuangan klub tidak merugi setelah jorjoran membeli pemain.
"Jika pendapatan sama dengan kewajiban membayar gaji maka saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Itulah satu-satunya klub di Serie A yang kehilangan akal sehat mereka," ujar Pallotta.
Mungkin, Pallotta menyatakan, Milan memiliki rencana induk besar yang akan terlihat suatu hari nanti. "Tapi tim lainnya agak rasional," kata dia.
UEFA menerapkan Financial Fair Play sejak 1 Juni 2011. Peraturan ini untuk merevolusi pengoperasian klub sepakbola. Aturan ini untuk memastikan kondisi keuangan klub sehat dan tidak terjerat utang.