REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar hak asasi manusia PBB telah meminta Amerika Serikat dan kepemimpinannya untuk mengutuk pidato dan kejahatan rasis. Hal ini disampaikan PBB setelah Trump menyampaikan pidatonya mengenai Charlottesville.
PBB mengatakan bahwa kepemimpinan AS harus secara tegas mengutuk pidato dan kejahatan rasis. Jika hal ini gagal dilakukan maka dapat memicu insiden kekerasan lebih lanjut.
Pernyataan peringatan dini dan tindakan darurat yang disampaikan PBB ini hanya untuk situasi serius dan dikeluarkan oleh Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial (CERD). CERD merasa terganggu oleh kegagalan di tingkat politik tertinggi AS dalam menghadapi demonstrasi rasis. Kegagalan ini bisa memicu proliferasi wacana dan insiden rasis di Amerika Serikat.
"Kami khawatir dengan demonstrasi rasis, dengan slogan-slogan, nyanyian dan penghinaan yang terang-terangan oleh nasionalis kulit putih, neo-Nazi, dan Ku Klux Klan, mempromosikan supremasi kulit putih dan memicu diskriminasi rasial dan kebencian," ujar Anastasia Crickley, yang memimpin panel PBB seperti dilansir Aljazirah Kamis (24/8)
Pakar PBB mengatakan bahwa pelaku dugaan kekerasan harus diadili dan, jika dihukum maka harus dengan hukuman yang setara dengan kejahatan yang dilakukan. Pejabat AS juga harus mengatasi akar penyebab proliferasi manifestasi rasis tersebut, dan menyelidiki secara menyeluruh fenomena diskriminasi rasial yang terjadi.
Para ahli PBB menambahkan pejabat harus memastikan bahwa kebebasan berekspresi, dan berkumpul secara damai tidak dilakukan dengan tujuan menghancurkan atau menolak hak dan kebebasan orang lain. AS termasuk di antara 177 negara yang telah meratifikasi pakta PBB melawan diskriminasi rasial. CERD memantau kepatuhan dan meninjau catatan negara setiap beberapa tahun sekali.
Sebelum peringatan PBB, Trump kembali memberikan tanggapannya terhadap kekerasan di Charlottesville pada sebuah demonstrasi di Arizona pada hari Selasa. "Saya tidak mengatakan bahwa saya mencintaimu karena anda berkulit hitam, atau saya mencintaimu karena anda berkulit putih, Saya mencintai semua orang di negara kita," kata Trump.
Dia menuduh media tidak jujur dalam memberitakan tanggapannya mengenai demonstrasi tersebut. Dalam pidato pada hari Rabu di Nevada, presiden AS menyerukan persatuan baru dengan mengatakan bahwa sudah waktunya untuk menyembuhkan luka yang telah ada di Amerika Serikat.
Menurut sebuah jajak pendapat baru oleh Quinnipiac University, sebagian besar orang Amerika menolak tanggapan Trump terhadap Charlottesville dan percaya bahwa Trump membagi negara tersebut,
Enam dari 10 orang Amerika mengatakan bahwa mereka menolak cara Trump menangani hubungan ras, dan dengan margin yang sama mengatakan bahwa mereka tidak menyetujui penanganan Trump terhadap kejadian di Charlottesville.