REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Manajemen Pusamania Borneo FC sedang mempertimbangkan sejumlah stadion untuk pertandingan empat laga kandang ke depan. Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada Borneo FC dengan larangan bermain di kandang sebanyak empat laga. Penyebabnya, ada oknum ofisial Pesut Etam kedapatan melakukan intimidasi terhadap wasit saat mereka menjamu Bali United pekan lalu.
Sebenarnya, manajemen Borneo FC tidak menerima begitu saja sanksi ini. Mereka sedang mengajukan upaya banding. Tetapi, mereka tetap mempersiapkan stadion alternatif selama Lerby Eliandry dan kawan-kawan terusir saat laga versus Persiba Balikpapan 25 September, PSM Makassar pada 10 Oktober, Persela Lamongan pada 19 Oktober, dan satu lagi melawan Persib Bandung pada waktu yang belum ditentukan.
Salah satu stadion yang masuk pertimbangan manajemen Borneo FC adalah Stadion Marora, Serui. Stadion yang menjadi markas Perseru Serui. "Kami mempertimbangkan Stadion Marora karena dikenal angker. Biar jauh sekalian," kata Manajer Borneo FC Farid Abubakar, dikutip dari laman resmi Borneo FC, Senin (18/9).
Selain Stadion Marora, Pesut Etam juga memasukan stadion di Kalimantan ke dalam daftar kandang alternatif. Seperti stadion yang ada di Kota Balikpapan dan di Bontang. Alasannya, bunyi surat sanksi dari Komdis PSSI adalah melarang Borneo memainkan laga kandang di Samarinda. Minimal mereka harus menggelar laga kandang pada radius minimal 100 km dari Kota Samarinda.
Namun, komunikasi sudah dilakukan Borneo FC dengan manajemen Serui untuk peminjaman kandang. "Presiden klub kami sudah mengetahui rencana ini. Kami juga masih terus komunikasi dengan manajemen klub Perseru," ujar Farid.