REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pemimpin Katalunya Carles Puigdemont tetap akan mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol. Meskipun ratusan ribu orang berdemonstrasi di Barcelona pada Ahad (8/10) kemarin guna menolak pemisahan diri itu.
"Jika negara tidak merespons secara positif, kami akan melakukan apa yang telah kami lakukan di sini," kata Puigdemont seperti diwartakan Ibtimes, Senin (9/10).
Puigdemont dijadwalkan akan bertemu parlemen Spanyol pada Selasa (10/10) besok. Deklarasi kemerdekaan hasil referendum beberapa waktu lalu ditentang pemerintahan Madrid.
Delegasi Spanyol, Enric Millo memperingatkan langkah yang akan diambil Puigdemont. Dia mengatakan, ada resiko yang bakal ditanggung jika langkah itu tetap diteruskan. "Sangat tidak bertanggung jawab, sulit diprediksi karena ini merusak sesuatu yang belum pernah terjadi," katanya.
Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy mengaku tidak akan melegalkan secara hukum kemerdekaan Katalunya. Spanyol, kata dia, mungkin mengambil pemerintahan secara sepihak meskipun beresiko memperburuk kondisi politik Katalunya.
"Tidak ideal untuk mengambil tindakan drastis seperti itu, tapi saya ingin ancaman deklarasi kemerdekaan ini dibatalkan secepat mungkin," katanya.
Sebelumnya, sekitar 350 ribu warga anti-kemerdekaan Katalunya menolak rencana pemisahan diri. Massa membentangkan bendera Spanyol sebagai tanda penolakan tersebut. Ada pula yang membawa spanduk bertuliskan "Katalunya adalah Spanyol" dan "Bersama-sama Kita Lebih Kuat".