REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan, gelombang pengungsi Rohingya dari Myanmar menuju Bangladesh masih berlangsung. Sejak Senin (9/10) lalu, UNHCR mencatat lebih dari 11 ribu pengungsi Rohingya tiba di zona perbatasan Bangladesh.
"Kami kembali dalam situasi siaga penuh sejauh menyangkut arus masuk (pengungsi). Ini adalah peningkatan besar untuk melihat 11 ribu (pengungsi baru)," kata juru bicara UNHCR Adrian Edwards, seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Selasa (10/10).
"Kami memiliki jumlah besar yang datang dari hari ke hari selama enam pekan keadaan darurat ini. Jadi kita kembali mendekati beberapa pendatang yang baru tiba. Jelas kita harus siap untuk kedatangan pengungsi baru yang lebih banyak," ujar Edwards menambahkan.
Sebagian besar pengungsi Rohingya yang baru saja tiba di Bangladesh dilaporkan berasal dari daerah Buthidaung di negara bagian Rakhine utara. Lokasi sekitar 20-25 kilometer sebelah timur Maungdaw. Menurut Edwards, para etnis Rohingya itu meninggalkan daerah asalnya untuk menghindari tindak kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan militer Myanmar. Ada yang mengatakan bahwa mereka telah melarikan diri dari pembakaran dan pembunuhan di rumahnya.
"Seorang anak laki-laki terlihat dengan luka besar di lehernya. Kendati demikian, Edwards belum berani menyimpulkan penyebabsesungguhnya para etnis Rohingya itu meninggalkan daerah asalnya. Saat inikami tidak tahu apa yang mendorong ini," katanya.
Lebih dari setengah juta etnis Rohingya telah meninggalkanMyanmar sejak terjadi kekerasan di negara bagian Rakhine pada 25 Agustus lalu. Mereka melarikan diri ke Bangladesh dengan tujuan agar terhindar dari tindakan brutal militer Myanmar.