Ahad 15 Oct 2017 04:45 WIB

Derby Milan, Mencari Penguasa Kota Mode

Cristian Zapata ketika memperkuat AC Milan menyarangkan gol ke gawang Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, 15 April 2017. Laga tersebut berakhir dengan skor 2-2. Hasil serupa dengan pertemuan pertama Liga Italia Serie A musim 2016/2017, 20 November tahun lalu.
Foto: EPA/FLAVIO LO SCALZO
Cristian Zapata ketika memperkuat AC Milan menyarangkan gol ke gawang Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, 15 April 2017. Laga tersebut berakhir dengan skor 2-2. Hasil serupa dengan pertemuan pertama Liga Italia Serie A musim 2016/2017, 20 November tahun lalu.

Oleh Frederikus Bata

Wartawan Republika

“Dunia pernah berhenti untuk Inter dan Milan”. Itulah pernyataan singkat dari legenda Inter Milan, Javier Zanetti. Sosok yang kini menjadi Wakil Presiden Nerazzurri menggambarkan agungnya Derby Della Madonnina. 

Pada Senin (16/10) dini hari WIB, Della Madonnina berlangsung. Lantaran Inter bertindak sebagai tuan rumah, duel giornata kedelapan Serie A itu terjadi di Stadion Giuseppe Meazza. Pertemuan dua tim kota mode antara Inter melawan AC Milan, syarat gengsi juga prestasi. 

Selain Juventus, Italia memiliki warna gemerlap dalam diri La Beneamata dan Rossoneri. Zanneti menggambarkan  sensitivitas permainan yang ditunjukkan kala kubunya berlaga menghadapi saudara sedaerah. 

Kendati demikian, Zanetti mengatakan, tetap dalam koridor sepakbola. "Ada rasa hormat yang besar antara kedua tim baik di dalam maupun di luar lapangan," ujar sosok berkebangsaan Argentina ini.

Nama Della Madonnina berasal dari sebutan untuk patung Bunda Maria di kota tersebut. Sebagai salah satu laga klasik, tak ada ketimpangan berarti. Dari 218 pertandingan antara kedua pihak di segala kompetisi, Inter unggul dengan 77 kemenangan. Milan kebagian unggul dalam 75 laga, sisanya 66 partai berakhir imbang. 

Dalam beberapa tahun terakhir, gengsi duel ini tak sebanding dengan personel di lapangan. Para pemain yang tampil tak sehebat nama-nama besar masa lampau. Namun pada kompetisi Serie A 2017/2018, ada nuansa kebangkitan.

Inter kian berkembang di bawah polesan Luciano Spalletti. Kubu Biru hitam tampil apik kala pra musim dan berlanjut hingga kompetisi resmi. Sejauh musim ini berjalan, Mauro Icardi dan rekan-rekan berada di posisi ketiga klasemen sementara Liga tertinggi negeri Pizza.

Dengan mengantongi 19 poin dari tujuh laga, Nerazzurri hanya kalah selisih gol dari Juve di peringkat kedua, serta tertinggal dua angka di bekalang SS Napoli sang penguasa sementara. 

Anak asuh Spalletti mengemban misi terus menempel Juve dan Napoli. Jika ada peluang maka bakal diambil. Kemenangan melawan Milan sebagai salah satu syaratnya.

"Kami tahu, kami adalah Inter, dan kami selalu ingin menang," kata gelandang serang, Antonio Candreva melempakan perang urat syaraf jelang laga, dikutip dari Football Italia, tengah pekan lalu.

Kendati demikian, ia menaruh respek pada calon lawan. Candreva memahami kubu sebelah juga mengemban target serupa. Apalagi dalam dua laga terakhir, Milan telah mengalami kekalahan sehingga hasrat Rossoneri memetik keunggulan bakal sangat besar.

Penentu Nasib Montella

Pelatih AC Milan Vincenzo Montella. (EPA-EFE/GEORGI LICOVSKI)

Hasil dari pertarungan sesama penguasa kota mode diprediksi berpengaruh pada jabatan Vincenzo Montella. Lama menjauh dari kawasan elite yang menjadi habitatnya, manajemen Il Diavolo berbenah. 

Pada bursa transfer musim panas lalu, kubu merah hitam mendatangkan 11 penggawa anyar dari kiper hingga striker.  Tak pelak meski masih dalam proses adaptasi, perubahan terlihat. 

Nama-nama keren seperti Leonardo Bonucci, Lucas Biglia, hingga Andrea Silva, menghiasi kamar ganti tim. Dengan semua revolusi dari kedua kubu, menarik dicari siapa penguasa kota Mode musim ini.

Setelah Milan merevolusi skuatnya, ada target besar yang harus dipenuhi klub tersebut. Dengan 11 pemain baru, Montella diharuskan membawa Il Diavolo bersaing di papan atas. Namun, hingga pekan ketujuh, inkonsestensi mulai terlihat.

Pasukan merah hitam berada di peringkat ketujuh klasemen sementara Serie A. Leonardo Bonucci dan rekan-rekan mengantongi 12 poin, hasil empat kemenangan, dan tiga kekalahan. Jelas, posisi sang allenatore mulai rawan digoyang.

Montella tak terganggu dengan isu terkait jabatannya. Kendati demikian, ia sependapat, kemenangan wajib diraih. "Dengan cara apapun, kami harus menang, tapi kami berada di jalur yang benar," ujar eks penyerang AS Roma, dilansir dari Football Italia.

Rossoneri pun berharap menang melawan klub tetangga. Setidaknya, itu yang terdengar dari mulut Franck Kessie. Gelandang Il Diavolo menegaskan, tiga poin menjadi harga mati. Ia tidak peduli bagaimana mereka mencapai hal itu. 

"Derby harus dimenangkan dengan cara apapun, tidak masalah anda bermain bagus atau buruk," ujar pesepakbola berusia 20 tahun, dikutip dari Football Italia, Sabtu (14/10).

Antusiasme jelang bentrokan akbar ini, terdengar dari kamar ganti Milan. Penyerang Patrick Cutrone tidak sabar melakoni partai tersebut. Sebagai jebolan akademi Il Diavolo ia tahu betul makna pertandingan demikian. "Saya memiliki kenangan indah tentang ini (Derby Della Madonnina)," kata Cutrone.

Dalam 20 pertandingan terakhir antara kedua tim, Inter unggul tipis dengan delapan kemenangan. Milan kebagian tujuh laga, sisanya berakhir imbang. Nerazzuri juga memilik kelebihan lewat interisti yang membludak di Giuseppe Meazza.

Derby Della Madonnina sudah berlangsung sejak 1909. Hingga kini kedua tim telah bertemu dalam 218 pertandingan di semua kompetisi resmi. Hasilnya Inter meraih 77 kemenangan, Milan kebagian 75 laga, sisanya berakhir imbang.

Klasemen Serie A Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Napoli Napoli 12 8 2 2 19 10 26
2 Atalanta Atalanta 12 8 1 3 31 16 25
3 Fiorentina Fiorentina 12 7 4 1 25 15 25
4 Inter Inter 12 7 4 1 26 12 25
5 Lazio Lazio 12 8 1 3 25 11 25
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement