REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, mengatakan AS berusaha untuk tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran, sambil berharap ada capaian yang lebih besar. Pernyataan Tillerson ini disampaikan beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.
"Kami akan tetap tinggal. Meskipun dia membuka kemungkinan bagi AS untuk mencari kesepakatan lain. Kami akan bekerja sama dengan mitra dan sekutu kami di Eropa untuk melihat apakah kami benar-benar tidak dapat mengatasi masalah ini," kata Tillerson, dalam sebuah wawancara dengan CNN di program "State of the Union", Ahad (15/10).
Pada Jumat (13/10), Trump mengatakan Iran telah melanggar kesepakatan dan ia mengancam akan menarik AS dari kesepakatan itu, serta menyerahkan isu tersebut ke Kongres. Sementara menurut Tillerson, Iran telah melakukan pelanggaran teknis atas kesepakatan tersebut, namun kesepakatan itu memberi Iran waktu yang signifikan untuk memperbaiki pelanggarannya.
"Mereka telah memperbaiki pelanggaran tersebut, yang kemudian membuat mereka kembali ke mematuhi kesepakatan secara teknis," ujarnya.
Tillerson mengatakan, Trump telah menuntut adanya strategi lebih mengenai Iran. Trump juga mengatakan, AS lebih fokus pada isu-isu yang lebih luas dari sekedar ambisi nuklir Iran.
"Apa yang Presiden inginkan adalah strategi yang lebih komprehensif," ujar Tillerson.
Menurutnya, AS sedang berupaya menangani masalah-masalah yang dihadapi dengan kesepakatan multilateral dan mengantisipasi kemungkinan akan memerlukan kesepakatan baru.
Tillerson menekankan ketidakmampuan AS untuk mencegah Korea Utara (Korut) mendapatkan senjata nuklir. Ia mengatakan, sikap keras pemerintahan Trump terhadap Iran adalah untuk mencegah situasi serupa yang terjadi di semenanjung Korea, juga terjadi di Timur Tengah.
"Kami tidak ingin berada di posisi yang sama dengan Iran," ungkap Tillerson.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan keputusan Trump mengenai kesepakatan nuklir Iran berhubungan langsung dengan Korut. Dia mengatakan, Trump ingin memberi tahu Korut bahwa AS tidak akan membuat kesepakatan buruk untuk mengekang program nuklir mereka.
"Apa yang kita katakan sekarang dengan Iran adalah jangan biarkan hal itu menjadi Korea Utara berikutnya," kata Haley.