REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan Intelijen Jerman (BfV0 mengatakan, Kamis (19/10), anak-anak di bawah umur yang kembali dari daerah perang di Suriah dan Irak dapat tumbuh menjadi penerus baru akibat perekrutan kelompok ISIS di Jerman.
Lebih dari 950 orang dari Jerman bergabung dengan kelompok IS di Suriah dan Irak, sekitar 20 persen di antaranya perempuan dan lima persen adalah anak di bawah umur.
Kepala BfV Hans-Georg Maassen mengatakan, dengan kemunduran kelompok ISIS yang kehilangan wilayah di Suriah dan Irak, banyak dari wanita tersebut diperkirakan kembali ke Jerman bersama anak mereka. Jerman perlu mengantisipasi risiko terhadap anak-anak yang mengalami radikalisasi
"Kami memandang adanya risiko dari anak-anak yang bergaul dengan dan berada dalam pengaruh pegaris keras, yang kembali ke Jerman dari daerah perang," kata Maassen. "Mereka diperkirakan dapat menjadi penerus baru pegaris keras yang dibesarkan di negara ini," tambahnya.
Tahun lalu, seorang anak laki-laki Jerman-Irak berusia 12 tahun gagal dalam percobaan pembunuhan dengan meledakkan dua alat peledak di kota Ludwigshafen