REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai, utang-utang yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur saat ini akan mempersulit pemerintah sendiri. Utang-utang itu pun diprediksi akan menjadi beban di kemudian hari.
Hal ini disampaikan Fadli saat berada di Medan, Ahad (22/10). Menurut dia, selama tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), memang banyak pembangunan yang dilakukan. Sayangnya, pembangunan ini juga diiringi dengan peningkatan utang.
"Pembangunan infrastruktur bagus. Tapi pembangunan infrastruktur yang dibiayai utang itu akan mempersulit pemerintah sendiri dan generasi yang akan datang yang mewarisi utang itu," kata Fadli, Ahad (22/10).
Selain itu, Fadli menilai, pembangunan infrastruktur saat ini tidak memiliki efek multiplier atau efek pengganda terhadap industri dalam negeri. Hal inilah, lanjutnya, yang perlu disorot dari pembangunan di zaman pemerintahan Jokowi-JK.
"Pembangunan infrastruktur ini tidak punya multiplier effect kepada industri semen, logam, baja, maupun industri-industri konstruksi kita yang lain. Bahkan tidak menyerap tenaga kerja secara signifikan. Itu tidak sesuai dengan yang digembar-gemborkan," ujar politikus Partai Gerindra ini.
Selain pembangunan, Fadli juga menyoroti kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah di Indonesia. Ia menilai, selama tiga tahun rezim Jokowi-JK, masyarakat semakin sulit mencari kerja dan daya beli makin lemah. "Itu yang kita rasakan, kehidupan makin susah. Tentu kita harus kritisi ini supaya pembangunan itu betul-betul bermanfaat bagi masyarakat."
Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla genap berusia tiga tahun pada Jumat (20/10) lalu. Berbagai penilaian positif dan negatif muncul menanggapi tiga tahun kepemimpinan rezim ini.