REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) menerapkan Strategi Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial atau Gender Equity and Social Inclusion (GESI). Kesetaraan tersebut juga ditekankan pada kegiatan literasi keuangan melalui Financial Literacy for Women mengadaptasi metode Gender Active Learning System (GALS).
GALS adalah metode pemberdayaan untuk mempromosikan hubungan yang lebih harmonis dan bebas kekerasan dalam keluarga dan masyarakat. Metode ini memastikan bahwa perempuan dan kelompok terpinggirkan lainnya memiliki akses, kontrol, manfaat, dan partisipasi yang sama untuk berpartisipasi di seluruh Program YESS.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengapresiasi peran perempuan dalam membangun perekonomian Indonesia.
"Ada 49 persen perempuan di Indonesia. Kita butuh banyak perempuan pengusaha untuk membangkitkan ekonomi Indonesia. Memberdayakan perempuan juga berarti memberdayakan keluarga, memberdayakan generasi masa depan Indonesia,” kata Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti pada kesempatan terpisah juga menegaskan bahwa BPPSDMP Kementan telah melibatkan perempuan baik sebagai pelaku utama maupun sebagai sasaran penerima manfaat melalui sejumlah program dari PHLN.
"Upaya tersebut bertujuan memberdayakan perempuan di bidang pertanian melalui penumbuhkembangan bisnis petani perempuan dan Kelompok Wanita Tani disingkat KWT dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga petani," kata Kepala Badan PPSDMP yang akrab disapa Santi ini.
Penguatan peran perempuan dalam perekonomian program YESS didorong melalui pelaksanaan pelatihan literasi keuangan yang diadakan di Kabupaten Bogor pada tanggal 9 dan 11 Desember 2024. Sebanyak 22 perempuan perwakilan dari Kelompok Wanita Tani di wilayah Kecamatan Megamendung di dalam binaan BPP Wilayah VIII di Kabupaten Bogor mengikuti literasi keuangan selama 2 hari. Pelatihan dimulai dengan menggunakan metode ‘Pohon Keluarga Bahagia’ dan ‘Perjalanan Impian’ untuk mengeksplorasi isu lebih lanjut.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS Muhammad Amin menyampaikan bahwa Program YESS secara aktif membekali para pemuda termasuk para perempuan tani dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di sektor pertanian.
Dalam sesi ‘Pohon Keluarga Bahagia’ dan ‘Perjalanan Impian’, Trainer Utama GALS for Financial Literacy NPMU, Rizky Permana, beserta pendamping dari District Implementation Team (DIT) Program YESS Kabupaten Bogor, Roby Prayogo dan penyuluh sebagai fasilitator pendamping, Hikmah Adnin mengajak peserta untuk berdiskusi tentang pola relasi suami dan istri. Peserta berbicara tentang berbagi peran domestik dalam keluarga, seperti mengelola keuangan, mengambil keputusan, dan mengelola aset keluarga. Fokusnya adalah pada peningkatan kesempatan perempuan dalam hal akses, kontrol, partisipasi, kepemilikan dan pengambilan keputusan.
Kegiatan dengan metode ‘Perjalanan Impian’ membekali peserta untuk memanfaatkan keuangan yang akan tersedia secara optimal untuk meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup mereka. Dalam diskusi tersebut, para ibu tersebut mengatakan bahwa mereka memimpikan meningkatkan produktivitas dalam usaha mereka. Impian tersebut pada akhirnya adalah dapat membiayai pendidikan anak-anaknya hingga perguruan tinggi dan memiliki rumah yang permanen dan sehat, serta memiliki kendaraan.
Nova sebagai salah satu peserta menilai pemahaman mengenai pengelolaan keuangan menjadi dasar penting dalam keuangan keluarga. “Saya menjadi lebih paham bagaimana cara untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan. Kami dapat saling mendukung dalam memperoleh akses keuangan yang lebih baik dan memperluas peluang usaha. Pelatihan ini adalah ilmu dasar yang penting bagi kami,” ujarnya.
Roby sebagai perwakilan DIT sebagai pembina di wilayah tersebut menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian khususnya Program YESS karena baru ini ada pelatihan seperti ini yang diadakan selama belasan tahun menjadi penyuluh. Proses yang ia ikuti selama pelatihan mampu memberikan kepercayaan diri bagi seluruh peserta atas kapasitasnya mengelola keuangan keluarga. Peserta menjadi lebih mengerti dan percaya diri dalam mengelola keuangan.