REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyatakan akan tetap mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dicanangkan pemerintah. Dengan begitu penurunan bunga KUR dari sembilan persen menjadi tujuh persen pun dianggap tidak masalah.
"Kalau bunga KUR jadi tujuh persen, biasanya ada subsidi dari pemerintah. Dengan begitu tidak rugikan perbankan atau industri," ujar Direktur BCA Henry Koenaifi kepada wartawan, Kamis sore, (26/10).
Ia mengatakan, penurunan bunga KUR dilakukan karena rakyat butuh bunga lebih rendah. "Sedangkan bank punya overhead bunga KUR yang cukup tinggi," tambah Henry.
Tahun ini BCA menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 100 miliar. Sampai September 2017, realisasinya telah mencapai Rp 71,3 miliar.
Sedangkan realisasi penyaluran KUR secara keseluruhan sebanyak Rp 69,7 triliun per 30 September 2017. Jumlah tersebut menunjukkan penyaluran KUR sudah 65,3 persen dari total plafon sebesar Rp 106,6 triliun.
Dari total penyaluran itu, 17,8 persen atau Rp 4,9 triliun di antaranya disumbang oleh Bank Umum Swasta seperti BCA. Lalu sebesar Rp 5,2 triliun atau 25,5 persen disumbang oleh Bank Pembangunan Daerah. Sedangkan sisanya atau mayoritas disalurkan oleh Bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Bank Tabungan Negara (BTN).