REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah menyambut perintah Allah SWT dengan mendakwahkan Islam secara rahasia kepada orang- orang terdekatnya. Ini untuk menghindari perlakuan burut kaum Quraisy yang fanatik terhadap paganisme.
Selain Khadijah, mereka yang pertama kali masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar bin Quhafah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan yang lain. Ketika mereka hendak shalat, mereka pergi ke lorong-lorong kota Makkah untuk menghidari padangan kaum Quraisy.
Paman nabi lainnya, Abbas dan Hamzah belum bisa dimengerti meski mereka tetap menyayangi nabi. Namun, akhirnya Abbas bersama istrinya, Ummu Fadhl, masuk Islam. Hamzah masuk Islam sepulang berburu dan mendengar kaum Quraisy berlaku buruk kepada kemenakannya itu. Ummu Fadhl menjadi perempuan ke dua yang masuk Islam setelah Khadijah. Ada pula Ummu Ayman, bekas budak Rasulullah yang diwariskan dari ayahnya yang kemudian Rasulullah merdekakan pada hari pernikahannya dengan Khadijah.
Saat jumlah umat Islam sudah lebih dari 30 orang, Rasulullah memilih rumah salah satu di antara mereka sebagai tempat pembinaan, rumah Arqam. Di tahap awal ini, ada 40 Muslim dan Muslimah yang mayoritasnya adalah budak, fakir, atau mereka yang tidak memiliki jabatan di sukunya.
Setelah pemeluk Islam makin banyak dan kabar kehadiran Islam tersiar ke seluruh Makkah, turunlah perintah Allah SWT agar Rasulullah berdakwah terbuka setelah tiga tahun berdakwah sembunyi-sembunyi.
Rasulullah mengumpulkan semua perwakilan suku, pergi ke bukit Shafa dan mengumumkan kenabiannya. Seruan itu diprotes Abu Lahab, ''Celaka kamu Muhammad! Hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami?!''. Protes itu berbalas wahyu yang menyatakan kebinasaan Abu Lahab (surat al-Lahab).
Pasca itu, dakwah Rasulullah ditolak, tak cuma lisan bahkan dibalas siksaan. Semula, para petinggi-petinggi di Mekkah meminta Abi Thalib membantu mereka membujuk Rasululullah untuk menghentikan dakwahnya. Meski Rasulullah menyayangi Abi Thalib, Rasulullah menolak permintaan pamannya. Abi Thalib pun mempersilakan Rasulullah melanjutkan apa yang ia yakini.
Kaum Quraisy lalu mulai menolak keras karena monoteis Islam dianggap merusak ajaran nenek moyang mereka. Hubungan pernikahan, bisnis, dan relasi lain mulai diputuskan kaum Quraisy. Ruqayyah dan Ummu Kultsum diceraikan oleh kedua putra Abu Lahab. Ruqayyah kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan.
Cemooh dan ejekan jadi ujaran harian kaum Quraisy kepada Rasulullah. Suatu ketika saat Rasulullah sujuh di Kabah, Uqbah bin Abi Mu'ith datang membawa kotoran binatang dan melemparkkannya ke punggung Rasulullah. Rasulullah tidak bangun sampai Fathimah datang membersihkannya.
Pernah pula Rasulullah melintasi satu lorong di Makkah dan orang-orang Quraish menaburkan tanah di atas kepada Rasulullah. Seorang putri Rasulullah kemudian membersihkannya sambil menangis. Namun, Rasulullah meyakinkan Allah SWT melindunginya.
Penyiksaan juga dialami oleh para sahabat, terutama mereka yang lemah, miskin, dan tidak memiliki pelindung dari petinggi Mekkah. Keluarga Yasir salah satunya. Yasir dan istrinya tewas disiksa, sementara putra mereka, Amar, dipaksa murtad. Amar terpaksa menyatakan kembali kepada agama nenek moyang untuk menyelamatkan nyawanya. Rasulullah menenagkan Amar bahwa Allah SWT tahu Amar melakukan itu karena dipaksa.
Siksaan juga dirasakan Bilal bin Rabbah, budak dari pemuka Quraisy. Mengetahui Bilal masuk Islam, majikannya menindih Bilal dengan batu di tengah terik siang hari. Mendengar itu, Abu Bakar segera mengajukan tawaran membeli Bilal dan memerdekakannya.
Deraan siksa kaum Quraisy dirasakan berat oleh umat Islam. Khabbab ibnul Arit lalu datang kepada Rasulullah, bertanya mengapa pertolongan Allah SWT belum tiba. Rasulullah mengatakan, sebelum ini, mereka yang beriman kepada Allah SWT juga mendapat siksaan yang pedih. ''Allah SWT pasti mengakhiri semua ini sehingga orang berani berjalan dari Shan'a ke Hadhramaut tanpa takut kecuali kepada Allah SWT. Tapi, kalian tampak terburu-buru''.