REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung pada Jumat (1/12) diharapkan menjadi momentum peningkatan mutu akhlak sosial masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikan ketua umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Kepaduan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik, kata Haedar, masih cukup jarang dijumpai pada tingkat elite. Karena itu, lanjut dia, peringatan kelahiran Rasulullah SAW hendaknya tidak berhenti pada tataran seremonial.
Maulid Nabi Muhammad SAW harus menjadi momentum bagi elite umat dan bangsa untuk menampilkan keteladanan, yang mengalami erosi nilai saat ini. Maulid jangan berhenti di ritual.
"Yang paling penting, meneladani //uswah hasanah// Nabi SAW dan misi risalahnya. Nabi SAW itu, kata sejalan tindakan. Yang ditunjukkannya keutamaan pikiran, sikap, dan tindakan," jelas Haedar, Jumat (1/12).
Haedar juga berharap agar publik pada umumnya merenungi keteladanan Nabi Muhammad SAW untuk kemudian hal itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Umat dan warga bangsa juga perlu menunjukkan sifat amanah dan mulia, sebagaimana Nabi SAW memberikan contoh.Nabi SAW pembawa misi kebenaran dan kebaikan Ilahi yang menjadi rahmat bagi semesta alam, kata dia.