REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Angin reformasi di Arab Saudi terus berhembus kencang. Kota Madinah mengumumkan bahwa Dewan Kaum Wanita pertama akan didirikan di Madinah.
Lembaga itu dibentuk untuk memberikan wanita sebuah layanan kota yang lengkap sehingga mereka juga bisa berinvestasi dalam kompetensi kreatif mereka.
Langkah pembentukan dewan itu dikatakan bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan. Hal itu sejalan dengan tujuan dan aspirasi dari Visi Kerajaan pada 2030 dan Program Transformasi Nasional (NTP) 2020.
Layanan kotamadya yang diberikan oleh dewan tersebut akan mencakup soal penerbitan lisensi bagi semua kegiatan komersial, mengeluarkan izin mendirikan bangunan, menyediakan layanan pengawasan bagi kegiatan investasi perempuan.
Selain itu, badan tersebut juga akan menyediakan banyak layanan lainnya yang mungkin dibutuhkan oleh kaum perempuan.
Sekretaris wilayah Madinah, Mohammed Al-Amri, mengatakan bahwa ide untuk membentuk dewan kota bagi semua perempuan itu berasal dari adanya efisiensi dan kompetensi perempuan.
"Ini akan berfungsi sebagai jembatan untuk memfasilitasi pekerjaan, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi. Dewan kota juga akan bertindak sebagai inkubator untuk gagasan kreatif perempuan," kata Al-Amri, dilansir dari Arab News, Sabtu (2/12).
Al-Amri mengatakan, pihaknya selanjutnya akan membangun dewan kota bagi kaum perempuan yang serupa di provinsi lainnya. Dia menunjukkan bahwa di antara pendukung utama inisiatif tersebut adalah Menteri Dalam Negeri dan Perdesaan, Abdul Latif bin Abdulmalik Al-Shaykh.
Sementara itu, seorang pengusaha, Arwa Turkistani, mengatakan bahwa dewan wanita di kota tersebut akan membantu pebisnis wanita di Madinah menyelesaikan prosedur yang berhubungan dengan bisnis mereka dalam waktu yang lebih singkat.
"Ini juga akan mendukung pergerakan ekonomi dan mendorong pengusaha wanita untuk mengembangkan bisnis mereka," kata Arwa.
Pengusaha lainnya, Eman Natheef, mengatakan bahwa dewan tersebut adalah langkah positif untuk mencapai tujuan dari Visi 2030. Khususnya, dalam hal memberdayakan perempuan dan mengubahnya menjadi pemain aktif dalam proses pembangunan berkelanjutan.
"Langkah ini juga akan membantu wanita, dan terutama pengusaha wanita, mengatasi banyak rintangan dan tantangan," kata Natheef.