REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Kementerian Pertanian meluncurkan mesin tanam padi jajar legowo tipe riding enam baris. Mesin yang memiliki kapasitas kerja 2,8 jam per hektare ini akan membantu meningkatkan efisiensi kerja petani hingga 57 persen.
Kepala BBP Mekanisasi Pertanian Andi Nur Alam Syah mengatakan, mesin tanam padi sebenernya sudah lebih dulu dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Cina dan Jepang. Namun, mesin yang ada di pasaran saat ini kurang sesuai dengan kondisi lahan padi di Indonesia yang kebanyakan menerapkan pola tanam jajar legowo.
Karena itu, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian akhirnya melakukan modifikasi dan rekayasa dari mesin tanam padi yang sudah ada agar sesuai dengan kondisi tanah di Indonesia. Proses modifikasi dan rekayasa itu akhirnya menghasilkan mesin tanam padi jajar legowo tipe riding enam baris.
Protipe mesin tanam padi itu sudah dilakukan uji coba di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi milik Kementerian Pertanian di Subang, Jawa Barat. Mesin otomatis tersebut terbukti mampu bekerja efektif di kedalaman tanam 2-6 centimeter dengan kapasitas hingga tujuh bibit sekali tanam.
Tak hanya itu, Nur Alam mengatakan, mesin tanam padi tipe riding ini juga lebih unggul dibandingkan tipe walking empat baris yang sebelumnya dikembangkan BPP Mektan karena pengoperasiannya lebih mudah dan kapasitas kerja lebih besar. Sehingga, kata dia, cocok digunakan untuk kondisi saat ini di mana SDM bidang pertanian semakin langka.
"Mesin tanam padi ini diharapkan dapat membantu petani dalam melakukan efisiensi waktu, tenaga dan biaya," kata Nur Alam.
Dalam kesempatan yang sama, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian yang bekerja sama dengan Komatsu juga meluncurkan mesin pengolahan tanah dengan menggunakan farming buldozer tipe D21PL-8. Mesin ini mampu membajak lahan sawah kering setelah panen sehingga dapat mengurangi penggunaan air. Dengan menggunakan mesin tipe terbaru tersebut, waktu pengolahan tanah dapat dipersingkat dari 14 hari per hektare menjadi hanya tiga hari per hektare.
Kepala Badan Litbang Pertanian Andi Muhammad Syakir menambahkan, mesin tanam padi jajar legowo tipe riding enam baris dan mesin pengolahan tanah farming bulldozer akan diproduksi massal mulai tahun 2018. Badan Litbang Pertanian sudah melakukan kerja sama dengan PT. Rutan yang akan memproduksi kedua alat pertanian tersebut.