REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BRI Syariah menilai menyatakan, masih ada beberapa tantangan bank syariah ke depan. Di antaranya, belum semua masyarakat tahu mengenai bank syariah.
Direktur Utama BRI Syariah Hadi Santoso mengatakan, kalau pun banyak masyarakat sudah mengetahui bank syariah, namun belum tentu semuanya setuju dengan perbankan syariah. Pasalnya, beberapa orang masih menganggap bank syariah sama dengan bank konvensional.
"Maka kita bagi ke dalam tiga kelompok masyarakat. Pertama, masyarakat syariah banget, kedua, tidak mau pakai syariah atau anti syariah. Lalu ketiga, syariah punya konvensional juga punya," tutur Hadi, saat berkunjung ke Kantor Republika, Selasa (12/12).
Baginya, perbankan syariah harus terus didorong. "Itu bagian dari tugas kita bersama, syariah bisa bawa perekonomian Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, kata Hadi, dukungan pemerintah terhadap ekonomi syariah khususnya perbankan syariah pun kini mulai terasa. Terlihat dari, saat ini telah muncul berbagai kebijakan yang menguntungkan bank syariah.
"Dulu kita berjuang sendiri tapi lalu pemerintah mulai ada Undang-Undang (UU) tentang dana haji yang harus lewat bank syariah. Diikuti kebijakan lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak 2016, Kementerian Keuangan juga telah mengeluarkan kebijakan terkait penyaluran gaji di kementerian. "Jadi gaji tidak hanya dilayani oleh bank-bank konvensional tapi juga bank syariah. Lalu setiap institusi harus ada satu rekening syariah dan satu rekening bank syariah dan satu rekening bank BUMN," jelas Hadi.
Meski begitu, kata dia, bank syariah harus mampu membuktikan kinerjanya. "Kita jangan terlalu manja. Saya yakin kalau kami (bank syariah) terlalu diberi kemudahan, nanti kemanjaan," tegasnya.