Senin 18 Dec 2017 14:05 WIB

Produksi Padi Nias Utara Melimpah

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Petani saat memanen padi (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Petani saat memanen padi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,NIAS UTARA -- Produksi padi di Kabupaten Nias Utara cukup tinggi meski pada musim paceklik 2017. Produksi beras yang dihasilkan mampu memenuhi konsumsi masyarakat sehingga pasokan beras cukup sekaligus harga beras stabil.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nias Utara Idaman Johan Hulu mengatakan, tanam padi September 2017 lalu menghasilkan panen pada bulan ini seluas 800 hektare dengan produktivitas sebesar 6 ton per hektare.

"Terjaminnya produksi padi Kabupaten Nias Utara ini disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Daerah benar-benar terus menjamin bahkan meningkatkan produksi padi," kata dia melalui siaran resmi, Senin (18/12).

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak paceklik di antaranya menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung, dan lainnya. "Pendampingan teknologi dan terjun ke lapangan pun masif dilakukan oleh BPTP Balitbangtan Sumatera Utara untuk memantau perkembangan tanaman. Jadi proses produksi berjalan lancar," kata Kepala BPTP Sumatera Utara Khadijah El Ramidja.

Petani di desa Banua Sibohou, Taluno menerima bantuan berupa pompa air, benih dan traktor telah membuat tanaman padi berhasil dipanen dengan hasil 6 ton per hektare yang merupakan varietas Inpari 30. "Dulu ketika musim paceklik seperti ini, produktivitasnya hanya 4-5 ton per hektare," kata Khadijah.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, luas tanam padi secara nasional pada Juli-September 2017 mencapai 1 hingga 1,1 juta hektare per bulan. Ini berarti naik dua kali lipat dari tahun sebelum ada program Upsus hanya 500 ribu hektare per bulan.

Total panen padi di pada Desember 2017 ini seluas 1,1 juta hektare dengan hasil mencapai 6 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.

Peningkatan luas tanam musim kering Juli-September diketahui mengalami kenaikan dua kali lipat. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 3,4 juta hektare atau 113 persen, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/ long storage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektare, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektare, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor, pompa, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 persen dari 2014.

"Kemudian, bantuan benih 12,1 juta hektare, pupuk bersubsidi 27,64 juta ton serta asuransi usaha tani padi 1,2 juta hektare," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement