Senin 25 Dec 2017 04:23 WIB

Khalifah Umar Menyikapi Rakyatnya yang Rupawan

Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Foto: blogspot.com
Khalifah Umar bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID,  Allah SWT melarang umatnya mendekati zina, dan perzinahan diawali dari mata. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Pandangan mata ibarat panah beracun yang keluar dari busur panah iblis. Allah SWT menganugerahkan kepada seseorang yang meninggalkannya [zina mata] karena takut kepada Allah berupa iman yang memberikan kelezatan kepada hati.”

Pada zaman khalifah Umar, terdapat dua laki-laki yang rupawan. Dimana mereka menjadi pembicaran bagi para wanita di Madinah. Hal ini membuat Khalifah Umar gelisah, beliau takut jika rakyatnya melakukan perzinahan meskipun sekedar zina mata.

Dikisahkan dari buku yang berjudul ‘The Great of Two Umars’ karya Fuad Abdurrahman bahwa suatu  malam, Khalifah Umar mendengar suara seorang perempuan sedang bersenandung:

Adakah jalan untuk minuman keras.

Dan aku akan meminumnya?

Atau adakah jalan kepada Nashr ibn Hajjaj?

Keesokan harinya, Umar ra bertanya kepada para pembantunya mengenai orang yang bernama Nashr ibn Hajjaj. Dikatakan bahwa orang itu berasal dari Bani Sulaim. Lalu Umar ra memanggil agar Nashr datang menghadapnya. Umar ra menyadari bahwa laki-laki yang ada di hadapannya itu memang rupawan. Rambutnya indah sekali, sehingga Umar ra menyuruhnya untuk memotongnya.

Hasilnya ternyata membuat laki-laki itu semakin terlihat rupawan. Kemudian Umar ra menyuruhnya menggunakan ikat kepala dan itu membuatnya semakin elok. Akhirnya, demi kebaikannya, Umar ra memerintahkan Nashr untuk berangkat ke Bashrah sebagai anggota pasukan tentara.

Pada waktu yang lain, ketika Umar ra sedang meronda, ia mendengar suara wanita sedang mengobrol dan saling bertanya, “Siapa di antara penduduk Madinah ini yang paling rupawan?” Seorang perempuan menjawab, “Abu Dzu’aib.”

Esoknya, Umar ra memanggil Abu Dzu’aib yang ternyata berasal dari Bani Sulaim juga. Umar ra lalu memerintahkan Abu Dzu’aib untuk memotong rambutnya kemudian mengenakan ikat. Hasilnya membuat Abu Dzu’aib terlihat semakin rupawan.

Abu Dzu’aib berkata, “Kalau aku harus berangkat seperti sepupuku Nashr ibn Hajjaj, maka susulkan aku padanya.” Maka demi kebaikannya pula, Umar ra memerintahkan dia untuk menyusul sepupunya itu ke Bashrah sebagai anggota pasukan tentara Muslim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement